9 Mei 2015
A.
Konsep Dasar Supervisi Klinis
1.
Pengertian Supervisi Klinis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia supervisi berarti
pengawasan utama, pengontrolan tertinggi, penyeliaan (2002:1107).
Sedangkan klinis memiliki arti bersangkutan atau berdasarkan pengamatan
klinik (575). Sedangkan supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi
pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih
ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam
proses belajar mengajar, dan langsung pula diusahakan bagaimana cara
memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut (Purwanto, 2004:90)
Purwanto juga menjelaskan bahwa Richard Waller
memberikan definisi tentang supervisi klinis sebagai berikut:
“Supervisi
klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan
melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis
intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan
untuk mengadakan modifikasi yang rasional”
Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah
suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional
guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis
data secara objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar
tersebut .
2.
Karakteristik Supervisi Klinis
Mukhtar dan Iskandar menjelaskan bahwa supervisi
klinis merupakan bantuan bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan mengajarnya, dan dapat dilaksanakan untuk kepentingan calon guru
dalam pendidikan pra jabatan maupun latihan dalam jabatan (2009:59) yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Supervisi klinis pada prinsipnya dilaksanakan bersama
dengan pengajaran mikro dan terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu pertemuan
pendahuluan (pre-conference), observasi mengajar, dan pertemuan balikan
(post-conference)
b.
Supervisi klinis merupakan suatu keperluan mutlak bagi
guru maupun supervisor untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan menilai
tingkah laku dalam profesinya sendiri. Bagi guru berdasar kemampuannya sendiri
untuk mengubah tingkah laku mengajarnya di kelas ke arah yang lebih baik dan
terampil, sedangkan bagi supervisor untuk menambah pengetahuan, pengalaman
serta kemampuannya dalam memberikan bimbingan.
c.
Pendekatan yang dilakukan dalam proses supervisi
klinis adalah pendekatan profesional dan humanis
d.
Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru memperbaiki
keterampilan intelektual dan bertingkah laku yang spesifik.
e.
Fungsi utama supervisor adalah untuk mengajarkan
keterampilan pengajaran kepada guru
f.
Instrumen yang disusun atas dasar kesepakatan antara
supervisor dengan guru
g.
Feedback yang diberikan harus secepat mungkin dan
secara obyektif
h.
Dalam percakapan balik seharusnya datang dari guru terlebih
dahulu.
3.
Tujuan Supervisi Klinis
Tujuan
supervisi adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik.
Usaha perbaikan mengajar dan mengajar ditujukan kepada pencapian tujuan akhir
dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.
Situasi
belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada sekarang ini menggambarkan suatu
keadaan yang sangat kompleks. Kompleksnya keadaan yang ada ini adalah
akibat faktor-faktor obyektif yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan
penurunan hasil belajar. Oleh karena itu perlu adanya penyelesaian yang
dilakukan untuk mengembalikan semangat dan situasi belajar mengajar yang lebih
baik.(Maunah, 2009:26)
Sedangkan Piet A. Sahertian menambahkan bahwa tujuan supervisi klinis
yaitu:
a.
Membantu guru-guru agar lebih
mudah mangadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan
sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
b.
Membina guru-guru dalam membina
reaksi mental atau moral kerja guru-guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan
jabatan mereka. (Sahertian, 2000:25)
Menurut Acheson dan Gall (1987:1) dalam Syaiful Sagala (2010:200) tujuan
supervisi klinis adalah pengajaran efektif dengan menyediakan umpan balik,
dapat memecahkan permasalahan, membantu guru mengembangkan kemampuan dan strategis,
mengevaluasi guru, dan membantu guru untuk berprilaku yang baik sebagai uapaya
pengembangan profesioanal para guru.
Sedangkan tujuan khusus supervisi klinis antara lain adalah :
a.
Menyediakan feedback bagi guru yang objektif dari
kegiatan mengajar guru yang baru saja dijalankan.
b.
Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah
mengajar
c.
Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam
menggunakan strategi belajar
d.
Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan
pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan mereka
e.
Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap
pengembangan diri secara terus-menerus dalam karir dan profesi mereka secara
mandiri
4.
Fungsi Supervisi Klinis
Fungsi supervisi menurut Swearingen yang dikutip oleh Binti Maunah
ada delapan sebagai berikut:
a.
Mengkoordinir semua usaha sekolah
b.
Memperlengkapi kepala sekolahMemperluas pengalaman
guru-guru
c.
Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
d.
Memberikan fasilitas dan penlaian yang terus menerus
e.
Menganalisa situasi belajar mengajar
f.
Memberikan pengetahuan dan skill
kepada setiap anggota staff, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu
meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.(Maunah, 2009:30)
B.
Teknik Supervisi Klinis
Tahapan
pelaksanaan supervisi klinis dalam bentuk siklus dimulai dengan kegiatan
pra-observasi atau pertemuan awal pra siklus dan dilanjutkan pada siklus 1,
mengamati (observasi) guru atau siklus 2, dan sesudah pengamatan (post
observasi) melakukan umpan balik siklus 3. Pada semua tahapan ini supervisor
dan guru berusaha memahami dan mengerti mengenai pengamatan dan perekaman data
adalah untuk perbaikan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
1.
Pra Siklus
Tahap-tahap pelaksanaan supervise klinis pada tahap
pra siklus dimulai dengan guru merasa butuh bantuan untuk meningkatkan kualitas
mengajar. Kebutuhan ini muncul, karena guru butuh pelayanan dari supervisor
agar guru mengetahui, memahami kelebihan dan kelemahan dibidang ketrampilan
mengajar untuk selanjutnya berusaha meningkatkannya kearah yang lebih baik
lagi. Pada tahap ini supervisor meyakinkan guru bahwa melalui bantuan
supervisor guru akan dapat mengetahui kelebihan, kelemahan dan atau kekurangan
dalam:
a.
mempersiapkan kegiatan pembelajaran (rencana
pelaksanaan pembelajaran).
b.
membelajarkan peserta didik mencapai kompetensi yang
ditentukan dalam silabus dan RPP dengan menampilkan keterampilan menngajar yang
sesuai dengan materi pelajaran
c.
secara terus menerus memperbaiki keterampilan
mengajardan/atau mengembangkan diri dalam menggunakan model dan strategi
pembelajaran.
2.
Siklus pertama
Pada siklus
1 ini kontrak dan isi kontrak yng dirumuskan bersama antara supervisor dengan
guru terdiri dari:
a.
supervisor meyakinkan guru hal yang perlu diamatai
tentang proses pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas
b.
menetapkan jenis ketrampilan dan aspek education touch
yang akan dilatihkan
c.
Supervisor bersama guru membicarakan dan menyepakati jenis ketrampilan dan
aspek education touch yang akan dilatihkan oleh guru latih selama proses
pembelajaran berlangsung dikelas
d.
ketrampilan yang disepakati dapat dipilih antara lain
ketrampilan bertanya, memberi penguatan, variasi, menjelaskan, membuka dan
menutup pelajaran, memimpin kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok
kecil dan perorangan. Setelah ada kesepakatan bersama antara supervisor dengan
guru mengenai aspek ketrampilan apa saja yang akan diamati atau oservasi saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung, maka kedua belah pihak menandatangani
kontrak tersebut dan siap untuk melaksanakan kegiatan mengajar yang diamati
oleh supervisor.
3.
Siklus kedua Observasi
Sesuai
kontrak yang telah disepakati bersama antara supervisor dengan guru, maka
dilanjutkan dengan kegiatan observasi dikelas. Guru mengajar dan supervisor
mengamati guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati bersama. Dalam kegiatan
observasi ini supervisor mencatat dan merekam dengan cermat berbagai data dan
informasi penting prihal guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati.
Supervisor mengamati guru mengajar dengan cara menggunakan lembar observasi
atau merekam dengan handycam jika peralatan tersedia atau dengan cara lainnya
yang memungkinkan untuk kegiatan observasi aktivitas mengajar guru. (Syaiful
Sagala, 2010:210)
4.
Siklus ketiga Refleksi
Pertemuan
setelah pengamatan merupakan bagian penting dari perilaku postobservasi.
Pertemuan balikan dalam bentuk refleksi yang dilakukan bersama supervisor
dengan guru dilakukan dengan cara menciptakan suasana santai dan akrab dalam
suasana keikhlasan dan obyektif dari kedua belah pihak. Dengan penuh antusias,
kejujuran dan keikhlasan supervisor menanyakan perasaan guru yang diobservasi
secara keseluruhan. Setelah analisa data dalam
kegiatan refleksi para supervisor dan guru bisa mendapatkan:
a.
perbandingan perilaku guru dan siswa
b.
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan perilaku siswa
dan guru
c.
menyelesaikan perbedaan keputusan antara guru dan
siswa
d.
membandingkan penggunaan isi, bahan-bahan, peralatan,
ruang, fisik dan lingkungan social sesuai dengan penggunaan identifikasi dan
merencakanan masa depan mereka
e.
membandingkan hasil belajar yang diharapkan dengan hasil
belajar yang nyata dalam konteks yang sesuai situasi seperti yang diuraikan
dalam pengamatan. (Syaiful Sagala, 2010:220).
C.
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut:
a.
Dapat dipakai memperbaiki guru-guru yang sangat lemah
kinerjanya
b.
Perbaikan yang dilakukan sangat intensif, sebab
masing-masing kelemahan ditangani satu persatu, sampai semua kelemahan menjadi
berkurang atau hilang.
c.
Proses memperbaiki kelemahan dilakukan secara
mendalam, termasuk:
·
Guru merefleksi kemampuannya melaksanakan proses
pembelajaran
·
Supervisor mengobservasi secara mendalam, bila perlu
memakai video
d.
Bagi guru-guru lain yang ingin tahu cara penyelesaian
kelemahan-kelemahan guru yang disupervisi diperbolehkan ikut menjadi pendengan
dalam pertemuan balikan.
Kelemahan teknis supervisi klinis
Ada satu
kelemahan teknik supevisi ini yaitu terlalu mahal, sebab membutuhkan waktu yang
panjang, karena kelemahan diperbaiki satu persatu dan menyita pikiran serta
tenaga yang besar sebab dilakukan secara mendalam agar intensif. (Made Pidarta,
2009:138)
Tugas ini memenuhi tugas bpk Dirgantara Wicaksono,
M.Pd....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar