Senin, 18 Mei 2015

Supervisi klinis



9 Mei 2015
A.    Konsep Dasar Supervisi Klinis
1.      Pengertian Supervisi Klinis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia supervisi berarti pengawasan utama, pengontrolan tertinggi, penyeliaan (2002:1107). Sedangkan klinis memiliki arti bersangkutan atau berdasarkan pengamatan klinik (575).  Sedangkan supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut (Purwanto, 2004:90)
Purwanto juga menjelaskan bahwa Richard Waller memberikan definisi tentang supervisi klinis sebagai berikut:
“Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional”
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut .
2.      Karakteristik Supervisi Klinis
Mukhtar dan Iskandar menjelaskan bahwa supervisi klinis merupakan bantuan bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajarnya, dan dapat dilaksanakan untuk kepentingan calon guru dalam pendidikan pra jabatan maupun latihan dalam jabatan (2009:59) yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Supervisi klinis pada prinsipnya dilaksanakan bersama dengan pengajaran mikro dan terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu pertemuan pendahuluan (pre-conference), observasi mengajar, dan pertemuan balikan (post-conference)
b.      Supervisi klinis merupakan suatu keperluan mutlak bagi guru maupun supervisor untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan menilai tingkah laku dalam profesinya sendiri. Bagi guru berdasar kemampuannya sendiri untuk mengubah tingkah laku mengajarnya di kelas ke arah yang lebih baik dan terampil, sedangkan bagi supervisor untuk menambah pengetahuan, pengalaman serta kemampuannya dalam memberikan bimbingan.
c.       Pendekatan yang dilakukan dalam proses supervisi klinis adalah pendekatan profesional dan humanis
d.      Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru memperbaiki keterampilan intelektual dan bertingkah laku yang spesifik.
e.       Fungsi utama supervisor adalah untuk mengajarkan keterampilan pengajaran kepada guru
f.       Instrumen yang disusun atas dasar kesepakatan antara supervisor dengan guru
g.      Feedback yang diberikan harus secepat mungkin dan secara obyektif
h.      Dalam percakapan balik seharusnya datang dari guru terlebih dahulu.

3.      Tujuan Supervisi Klinis
Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan mengajar dan mengajar ditujukan kepada pencapian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.
Situasi belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada sekarang ini menggambarkan suatu keadaan yang sangat kompleks. Kompleksnya keadaan  yang ada ini adalah akibat faktor-faktor obyektif yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan penurunan hasil belajar. Oleh karena itu perlu adanya penyelesaian yang dilakukan untuk mengembalikan semangat dan situasi belajar mengajar yang lebih baik.(Maunah, 2009:26)
Sedangkan Piet A. Sahertian menambahkan bahwa tujuan supervisi klinis yaitu: 
a.       Membantu guru-guru agar lebih mudah mangadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
b.      Membina guru-guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru-guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka. (Sahertian, 2000:25)
Menurut Acheson dan Gall (1987:1) dalam Syaiful Sagala (2010:200) tujuan supervisi klinis adalah pengajaran efektif dengan menyediakan umpan balik, dapat memecahkan permasalahan, membantu guru mengembangkan kemampuan dan strategis, mengevaluasi guru, dan membantu guru untuk berprilaku yang baik sebagai uapaya pengembangan profesioanal para guru.
Sedangkan tujuan khusus supervisi klinis antara lain adalah :
a.       Menyediakan feedback bagi guru yang objektif dari kegiatan mengajar guru yang baru saja dijalankan.
b.      Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah mengajar
c.       Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi belajar
d.      Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan mereka
e.       Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus-menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri
4.      Fungsi Supervisi Klinis
 Fungsi supervisi menurut Swearingen yang dikutip oleh Binti Maunah ada delapan sebagai berikut:
a.       Mengkoordinir semua usaha sekolah
b.      Memperlengkapi kepala sekolahMemperluas pengalaman guru-guru
c.       Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
d.      Memberikan fasilitas dan penlaian yang terus menerus
e.       Menganalisa situasi belajar mengajar
f.       Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.(Maunah, 2009:30)

B.     Teknik Supervisi Klinis
Tahapan pelaksanaan supervisi klinis  dalam bentuk siklus dimulai dengan kegiatan pra-observasi atau pertemuan awal pra siklus dan dilanjutkan pada siklus 1, mengamati (observasi) guru atau siklus 2, dan sesudah pengamatan (post observasi) melakukan umpan balik siklus 3. Pada semua tahapan ini supervisor dan guru berusaha memahami dan mengerti mengenai pengamatan dan perekaman data adalah untuk perbaikan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
1.      Pra Siklus
Tahap-tahap pelaksanaan supervise klinis pada tahap pra siklus dimulai dengan guru merasa butuh bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar. Kebutuhan ini muncul, karena guru butuh pelayanan dari supervisor agar guru mengetahui, memahami kelebihan dan kelemahan dibidang ketrampilan mengajar untuk selanjutnya berusaha meningkatkannya kearah yang lebih baik lagi. Pada tahap ini supervisor meyakinkan guru bahwa melalui bantuan supervisor guru akan dapat mengetahui kelebihan, kelemahan dan atau kekurangan dalam:
a.       mempersiapkan kegiatan pembelajaran (rencana pelaksanaan pembelajaran).
b.      membelajarkan peserta didik mencapai kompetensi yang ditentukan dalam silabus dan RPP dengan menampilkan keterampilan menngajar yang sesuai dengan materi pelajaran
c.       secara terus menerus memperbaiki keterampilan mengajardan/atau mengembangkan diri dalam menggunakan model dan strategi pembelajaran.

2.      Siklus pertama
Pada siklus 1 ini kontrak dan isi kontrak yng dirumuskan bersama antara supervisor dengan guru terdiri dari:
a.       supervisor meyakinkan guru hal yang perlu diamatai tentang proses pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas
b.      menetapkan jenis ketrampilan dan aspek education touch yang akan dilatihkan
c.       Supervisor bersama guru membicarakan dan menyepakati jenis ketrampilan dan aspek education touch yang akan dilatihkan oleh guru latih selama proses pembelajaran berlangsung dikelas
d.      ketrampilan yang disepakati dapat dipilih antara lain ketrampilan bertanya, memberi penguatan, variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, memimpin kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan. Setelah ada kesepakatan bersama antara supervisor dengan guru mengenai aspek ketrampilan apa saja yang akan diamati atau oservasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, maka kedua belah pihak menandatangani kontrak tersebut dan siap untuk melaksanakan kegiatan mengajar yang diamati oleh supervisor. 
3.      Siklus kedua Observasi
Sesuai kontrak yang telah disepakati bersama antara supervisor dengan guru, maka dilanjutkan dengan kegiatan observasi dikelas. Guru mengajar dan supervisor mengamati guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati bersama. Dalam kegiatan observasi ini supervisor mencatat dan merekam dengan cermat berbagai data dan informasi penting prihal guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati. Supervisor mengamati guru mengajar dengan cara menggunakan lembar observasi atau merekam dengan handycam jika peralatan tersedia atau dengan cara lainnya yang memungkinkan untuk kegiatan observasi aktivitas mengajar guru. (Syaiful Sagala, 2010:210)
4.      Siklus ketiga Refleksi
Pertemuan setelah pengamatan merupakan bagian penting dari perilaku postobservasi. Pertemuan balikan dalam bentuk refleksi yang dilakukan bersama supervisor dengan guru dilakukan dengan cara menciptakan suasana santai dan akrab dalam suasana keikhlasan dan obyektif dari kedua belah pihak. Dengan penuh antusias, kejujuran dan keikhlasan supervisor menanyakan perasaan guru yang diobservasi secara keseluruhan. Setelah analisa data dalam kegiatan refleksi para supervisor dan guru bisa mendapatkan:
a.       perbandingan perilaku guru dan siswa
b.      mengidentifikasi perbedaan-perbedaan perilaku siswa dan guru
c.       menyelesaikan perbedaan keputusan antara guru dan siswa
d.      membandingkan penggunaan isi, bahan-bahan, peralatan, ruang, fisik dan lingkungan social sesuai dengan penggunaan identifikasi dan merencakanan masa depan mereka
e.       membandingkan hasil belajar yang diharapkan dengan hasil belajar yang nyata dalam konteks yang sesuai situasi seperti yang diuraikan dalam pengamatan. (Syaiful Sagala, 2010:220).

C.     Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut:
a.       Dapat dipakai memperbaiki guru-guru yang sangat lemah kinerjanya
b.      Perbaikan yang dilakukan sangat intensif, sebab masing-masing kelemahan ditangani satu persatu, sampai semua kelemahan menjadi berkurang atau hilang.
c.       Proses memperbaiki kelemahan dilakukan secara mendalam, termasuk:
·         Guru merefleksi kemampuannya melaksanakan proses pembelajaran
·         Supervisor mengobservasi secara mendalam, bila perlu memakai video 
d.      Bagi guru-guru lain yang ingin tahu cara penyelesaian kelemahan-kelemahan guru yang disupervisi diperbolehkan ikut menjadi pendengan dalam pertemuan balikan.
Kelemahan teknis supervisi klinis
Ada satu kelemahan teknik supevisi ini yaitu terlalu mahal, sebab membutuhkan waktu yang panjang, karena kelemahan diperbaiki satu persatu dan menyita pikiran serta tenaga yang besar sebab dilakukan secara mendalam agar intensif. (Made Pidarta, 2009:138)
Tugas ini memenuhi tugas bpk Dirgantara Wicaksono, M.Pd....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar