PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN PKn
di SD
DOSEN : DIRGANTARA
WICAKSONO, M.Pd

HUSNUL KHOTIMAH (2013820106)
NURUL ISTIQOMAH (2013820121)
FIRDA ARWANDA (2013820089)
VELLA NAYIF BAJILAH
(2013820107)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
2015
TEMA 6
LINGKUNGAN BERSIH, SEHAT DAN
ASRI
SUBTEMA 3 :
LINGKUNGAN SEKOLAHKU
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan
Standar Kompetensi
Lulusan

Kompetensi Inti
1.
Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Memiliki
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santu, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman dan guru.
3.
Memahami
pengetahuan faktual dengan
cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
bena-benda yang dijumpainya
di rumah dan di sekolah.
4.
Menyajikan
pengetahuan faktual dalam
bahasa
yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam
karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi dasar
1. Mengenal tata tertib dan aturan yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di sekolah.
2. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di
sekolah.
Indikator
Pembelajaran
- Mengidentifikasi
perilaku tertib dan teratur dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah
- Memberikan paling
sedikit 3 contoh perilaku tertib dan teratur dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
- Menunjukan perilaku
tertib dan teratur dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Tujuan Pembelajaran
- Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat mengidentifikasi perilaku tertib
dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah.
- Setelah mengidentifikasi, siswa memberi contoh perilaku tertib dalam
menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Pendekatan pembelajaran adalah suatu
cara pandang atau orientasi yang dilakukan terhadap proses pembelajaran, yang
mewadahi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis
tertentu untuk mencapai tujuan intruksional tertentu. Fokus orientasi
pembelajaran tersebut terbagi kedalam dua bagian yakni:
1.
Pembelajaran
berorientasi pada siswa (student centered approach) berarti fokus yang menjadi
pusat pembelajaran terdapat pada siswanya.
2.
Pembelajaran
berorientasi pada guru (teacher centered approach) yakni pembelajaran berpusat
pada guru, guru memunyai peranan yang sangat penting, guru menjadi sumber
informasi.
Dalam
pembelajaran ini, kami menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Agar
pembelajaran menjadi lebih aktif dan tidak monoton, serta guru tidak menjadi
satu-satunya sumber belajar.
Penerapan di
kelas, guru hanya fasilitator dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa
yang membangun sendiri pengetahuan tentang kebersihan kelas dan lingkungan
sekolahnya. Serta mencari solusi dari permasalahan tersebut dan peran hanya
membantu siswa jika ia mengalami kesulitan, sehingga pembelajaran lebih aktif
dan tidak berlangsung satu arah.
Strategi
pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di
desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penyusunan suatu strategi
baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Dalam
pembelajaran ini menggunakan strategi Problem based Learning atau Pembelajaran
Berbasis Masalah. Alasan memakai strategi ini karena disesuikan dengan materi
yang akan dibahas, yaitu tentang lingkungan yang bersih, sehingga siswa akan
bisa terlibat langsung dalam pembelajaran, yaitu dengan memperhatikan
kebersihan di kelas dan di sekolahnya. Siswa akan diberikan suatu masalah yang
berkaitan dengan pembahasan pada materi ini, yaitu tentang kebersihan di
sekolahnya. Mereka akan ditugaskan untuk memperhatikan kebersihan di kelas dan
kebersihan di lingkungan sekolah, menganalisis penyebab yang membuat lingkungan
tidak sehat serta menemukan solusi terbaik agar lingkungan menjadi bersih dan
sehat. Kemudian siswa menganalisis suatu masalah yang diberikan tersebut
sehingga siswa mampu menyelesaikan persoalan yang ada. Menggunakan strategi PBL
akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga siswa akan lebih
cepat memahami ketika mereka dilibatkan langsung dalam pembelajaran, yang tidak
hanya menenkankan ceramah dari guru saja, siswa pun akan lebih lama ingat dan
tidak terjadi lupa karena mereka yang melakukannya secara langsung. Sehingga
dalam pembelajaran ini siswa diharapkan mampu memahami dan menganalisis
lingkungan sekitarnya.
Penerapan
strategi ini siswa diberi stimulus tentang kebersihan kelas dan lingkungan sekolahnya.
Setelah diberi stimulus diharapkan siswa mampu memeberikan respon. Kemudian
siswa diajak untuk mengobservasi kelas dan lingkungan sekolahnya untuk
menemukan masalah yang terjadi dilingkungan kelas dan sekolahnya. Kemudian
berfikir kritis untuk menemukan dan memecahkan masalah tersebut.
Metode
pembelajaran merupakan prosedur, atau cara yang digunakan yang digunakan
oleh guru untuk mengimplementasikan rencana-rencana praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Contoh : ceramah, diskusi, demonstrasi dan lain sebagainya.
Metode yang digunakan dalam strategi ini adalah :
1.
Tanya Jawab,
adalah metode pembelajaran yang digunakan agar siswa lebih aktif dalam
pembelajaran dan terjadi interaksi di kelas. Penerapan di kelas, sebelum
memulai pembelajaran guru melakukan tanya jawab kepada siswa dimaksudkan agar
siswa terstimulus terhadap materi yang akan dibahas. Contoh: guru bertanya pada
salah satu siswa “bagaimana kebersihan kelas ini? Apakah ada sampah atau
tidak?” kemudian guru bertanya kembali “siapa yang wajib membersihkan dan bertanggung
jawab atas kebersihan kelas?”
2.
Ceramah,
adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara menyampaikan isi materi
dari guru kepada peserta didik. Agar siswa mendapatkan penjelasan terlebih
dahulu dari guru mengenai materi ini. Penerapan di kelas, setelah melakukan
tamya jawab, guru menjelaskan sedikit materi. Contoh: guru “anak-anak menjaga kebersihan itu adalah
kewajiban kita semua bukan hanya petugas sekolah. Jika kelas dan lingkungan
sekolah tidak dibersihkan maka berbagai
penyakit akan timbul dan menyerang kita semua”. Kemudian guru menjelaskan
kegiatan untuk observasi. Guru “ nah sekarang kita akan keluar kelas untuk
mengamati langsung lingkungan sekolah kita. Sebelum keluar kita bentuk kelompok
terlebih dahulu.”
3.
Observasi adalah
metode pengamatan secara langsung. Kegiatan mengamati lingkungan sekolah secara
langsung agar siswa dapat mengetahui secara jelas bagaimana lingkungan
sekolahnya. Penerepan di lapangan seluruh siswa berkumpul sesuai kelompok dan
mencari masalah di lapangan yang berhubungan
dengan kebersihan sesuai dengan tempat yang ditentukan oleh guru. Kemudian
siswa mengamati lingkungan tersebut dan mecari tahu masalah tersebut.
4.
Diskusi, adalah
metode pembelajaran yang digunakan agar antar siswa dapat saling bertukar
pikiran dan saling membantu serta bekerja sama dan dapat mempermudah siswa
dalam memahami materi. Penerapan di kelas setelah siswa melakukan observasi,
pertemuan kedua siswa berdiskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan sebelumnya.
Kemudian siswa berfikir kritis untuk menemukan solusi dari masalah yang mereka
temukan.
5.
Konklusi
adalah metode penarikan kesimpulan. Penerapan di kelas siswa diminta membuat
kesimpulan dari hasil diskusi. Setelah membuat kesimpulan siswa juga diminta
membacakan hasil kesimpulannya.
Model pembelajaran adalah seluruh
proses dalam pembelajaran dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas.
Dalam pemebalajaran ini kami menggunakan model Group Investigation yaitu
pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar yang menekankan
pada partisipasi dan aktifitas siswa untuk mencari sendiri materi atau
informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia.
Penerapan di kelas, guru membagi
kelas dalam beberapa kelompok, lalu menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok dan memanggil ketua-ketua untuk mengobservasi satu tempat yang ingin
dilihat kebersihannya, misalnya kantin. Kemudian merka melakukan pengamatan,
setelah melakukan pengamatan guru meminta siswa mempresentasikan hasilnya.
Keterkaitan Materi dengan Nilai, Moral dan Norma
Nilai
adalah makna, isi dan pesan, semangat atau jiwa yang tersirat dan tersurat
dalam fakta, konsep dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Pendidikan
nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan
nilai-nilai dalam diri siswa. Kaitan dengan materi pada bab ini adalah siswa
mampu mengambil isi pesan dari pembelajaran yang telah dipelajari dan siswa
mampu menyadari sendiri akan arti penting dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Contoh : ketika
siswa melakukan observasi, siwa mengamati secara langsung bagaimana kondisi
lingkungan sekolah, siswa akan menyadari sendiri bagaimana dia harus menjaga
kebersihan lingkungan sekolahnya. Dan pesan dalam pembelajaran ini pun akan
disampaikan oleh guru bahwa menjaga kebersihan itu sangat penting dan tanggung
jawab bersama.
Moral adalah
ukuran baik buruk seseorang, baik secara pribadi maupun sebagai warga
masyarakat dan warga negara. Kaitan dengan pembelajaran ini adalah peserta
didik mampu menyadari mana hal yang baik dan yang buruk. Dalam materi ini
peserta didik akan menyadari bahwa menjaga kebersihan adalah perbuatan yang
baik dan jika tidak menjaga kebersihan lingkan adalah perbuatan yang buruk
sehingga menimbulkan pandangan yang negatif dari masyarakat sekolah (Kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik).
Norma adalah
tolak ukur atau alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan
manusia. Kaitan dengan materi ini adalah siswa mampu memahami bahwa membuang
sampah sembarangan adalah perbuatan yang salah dan tidak sesuai dengan norma di
sekoalah juga dapat mengakibatkan lingkungan kotor dan timbulnya berbagai
penyakit.
1.
Hakikat PBL
Problem-based learning
(PBL) is a student-centered pedagogy
in which students learn about a subject through the experience of creating a
problem. Students learn both thinking strategies and domain knowledge. The
goals of PBL are to help the students develop flexible knowledge, effective
problem solving skills, self-directed learning, effective collaboration skills
and intrinsic motivation. Problem-based learning is a style of active learning.
Working
in groups, students identify what they already know, what they need to know,
and how and where to access new information that may lead to the resolution of
the problem. The role of the instructor (known as the tutor in PBL) is to
facilitate learning by supporting, guiding, and monitoring the learning
process. The tutor must build students' confidence to take on the problem, and
encourage the students, while also stretching their understanding. PBL
represents a paradigm shift from traditional teaching and learning philosophy,
which is more often lecture-based.
Pembelajaran
berbasis masalah (PBL) adalah pedagogi yang berpusat pada siswa di mana siswa belajar tentang subjek melalui pengalaman menciptakan masalah. Siswa
belajar baik strategi berpikir
dan pengetahuan domain. Tujuan
dari PBL adalah untuk membantu siswa mengembangkan pengetahuan fleksibel,
keterampilan pemecahan masalah yang efektif, belajar mandiri, keterampilan
kolaborasi yang efektif dan motivasi intrinsik. pembelajaran berbasis masalah
adalah gaya belajar aktif.
Dalam
belajar kelompok, siswa mengidentifikasi apa yang mereka sudah tahu, apa yang
mereka perlu tahu, dan bagaimana dan di mana untuk mengakses informasi baru
yang dapat menyebabkan resolusi masalah. Peran instruktur (dikenal sebagai guru
dalam PBL) adalah untuk memfasilitasi pembelajaran dengan mendukung, membimbing,
dan pemantauan proses pembelajaran. Guru harus membangun kepercayaan diri siswa
untuk mengambil masalah, dan mendorong siswa, sementara juga peregangan
pemahaman mereka. PBL merupakan pergeseran paradigma dari pengajaran dan pembelajaran
filsafat tradisional, yang lebih sering berbasis kuliah.
Dalam
buku Wina Sanjaya, SPBM/PBL dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah. Ada 6 langkah dalam SPBM/PBL :
1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa
dalam menentukan masalah yang akan dipecahkan.
2. Menganalisis masalah, yaitu langkah
siswa meninjau maalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
3. Merumuskan hipoteis, yaitu langkah siswa
merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa
mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk memcahkan masalah.
5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa
mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan
hipotesis yang diajukan.
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan
masalah, yait langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan
sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Untuk
mengimplementasikan SPBM/PBL, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki
permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari
buku teks atau dari sumber-sumber lain, misalnya dari peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa
kemasyarakatan.
SPBM/PBL
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan
menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan
yang ingin dicapai dalam SPBM/PBL adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis,
analistis, sistematis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah
melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Pembelajaran
berbasis masalah, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL merupakan model pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode
ilmiah sehingga siswa mampu mempelajarai pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Suatu
hal yang sangat penting yang diperlihatkan dalam PBL adalah pertanyaan berbasi why bukan sekedar how. Oleh karena itu setiap tahap dalam pemecahan masalah,
keterampilan siswa dalam tahap tersebut hendaknya tidak semata-mata
keterampilan how, tetapi keterampilan
menjelaskan permasalahan dan bagaimana permasalahan bisa terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar