Selasa, 05 Mei 2015

pengembangan Pkn di Sd

PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN PKn di SD
DOSEN : DIRGANTARA WICAKSONO, M.Pd



HUSNUL KHOTIMAH (2013820106)
NURUL ISTIQOMAH (2013820121)
FIRDA ARWANDA (2013820089)
VELLA NAYIF BAJILAH (2013820107)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015



TEMA 6
LINGKUNGAN BERSIH, SEHAT DAN ASRI
SUBTEMA 3             : LINGKUNGAN SEKOLAHKU
Alokasi Waktu           : 2 x Pertemuan
Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi Inti
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santu, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bena-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan  perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi dasar
1.      Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di sekolah.
2.      Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah.
Indikator Pembelajaran
  1. Mengidentifikasi perilaku tertib dan teratur dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah
  2. Memberikan paling sedikit 3 contoh perilaku tertib dan teratur dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
  3. Menunjukan perilaku tertib dan teratur dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah

Tujuan Pembelajaran
  1. Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat mengidentifikasi perilaku tertib dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah.
  2. Setelah mengidentifikasi, siswa memberi contoh perilaku tertib dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pandang atau orientasi yang dilakukan terhadap proses pembelajaran, yang mewadahi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu untuk mencapai tujuan intruksional tertentu. Fokus orientasi pembelajaran tersebut terbagi kedalam dua bagian yakni:
1.      Pembelajaran berorientasi pada siswa (student centered approach) berarti fokus yang menjadi pusat pembelajaran terdapat pada siswanya.
2.      Pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered approach) yakni pembelajaran berpusat pada guru, guru memunyai peranan yang sangat penting, guru menjadi sumber informasi.
                                         
Dalam pembelajaran ini, kami menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Agar pembelajaran menjadi lebih aktif dan tidak monoton, serta guru tidak menjadi satu-satunya sumber belajar.
Penerapan di kelas, guru hanya fasilitator dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa yang membangun sendiri pengetahuan tentang kebersihan kelas dan lingkungan sekolahnya. Serta mencari solusi dari permasalahan tersebut dan peran hanya membantu siswa jika ia mengalami kesulitan, sehingga pembelajaran lebih aktif dan tidak berlangsung satu arah.

Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Dalam pembelajaran ini menggunakan strategi Problem based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah. Alasan memakai strategi ini karena disesuikan dengan materi yang akan dibahas, yaitu tentang lingkungan yang bersih, sehingga siswa akan bisa terlibat langsung dalam pembelajaran, yaitu dengan memperhatikan kebersihan di kelas dan di sekolahnya. Siswa akan diberikan suatu masalah yang berkaitan dengan pembahasan pada materi ini, yaitu tentang kebersihan di sekolahnya. Mereka akan ditugaskan untuk memperhatikan kebersihan di kelas dan kebersihan di lingkungan sekolah, menganalisis penyebab yang membuat lingkungan tidak sehat serta menemukan solusi terbaik agar lingkungan menjadi bersih dan sehat. Kemudian siswa menganalisis suatu masalah yang diberikan tersebut sehingga siswa mampu menyelesaikan persoalan yang ada. Menggunakan strategi PBL akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga siswa akan lebih cepat memahami ketika mereka dilibatkan langsung dalam pembelajaran, yang tidak hanya menenkankan ceramah dari guru saja, siswa pun akan lebih lama ingat dan tidak terjadi lupa karena mereka yang melakukannya secara langsung. Sehingga dalam pembelajaran ini siswa diharapkan mampu memahami dan menganalisis lingkungan sekitarnya.
Penerapan strategi ini siswa diberi stimulus tentang kebersihan kelas dan lingkungan sekolahnya. Setelah diberi stimulus diharapkan siswa mampu memeberikan respon. Kemudian siswa diajak untuk mengobservasi kelas dan lingkungan sekolahnya untuk menemukan masalah yang terjadi dilingkungan kelas dan sekolahnya. Kemudian berfikir kritis untuk menemukan dan memecahkan masalah tersebut.
Metode pembelajaran merupakan  prosedur, atau cara yang digunakan yang digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan rencana-rencana praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contoh : ceramah, diskusi, demonstrasi dan lain sebagainya. Metode yang digunakan dalam strategi ini adalah :
1.      Tanya Jawab, adalah metode pembelajaran yang digunakan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan terjadi interaksi di kelas. Penerapan di kelas, sebelum memulai pembelajaran guru melakukan tanya jawab kepada siswa dimaksudkan agar siswa terstimulus terhadap materi yang akan dibahas. Contoh: guru bertanya pada salah satu siswa “bagaimana kebersihan kelas ini? Apakah ada sampah atau tidak?” kemudian guru bertanya kembali “siapa yang wajib membersihkan dan bertanggung jawab atas kebersihan kelas?”
2.      Ceramah, adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara menyampaikan isi materi dari guru kepada peserta didik. Agar siswa mendapatkan penjelasan terlebih dahulu dari guru mengenai materi ini. Penerapan di kelas, setelah melakukan tamya jawab, guru menjelaskan sedikit materi. Contoh:  guru “anak-anak menjaga kebersihan itu adalah kewajiban kita semua bukan hanya petugas sekolah. Jika kelas dan lingkungan sekolah  tidak dibersihkan maka berbagai penyakit akan timbul dan menyerang kita semua”. Kemudian guru menjelaskan kegiatan untuk observasi. Guru “ nah sekarang kita akan keluar kelas untuk mengamati langsung lingkungan sekolah kita. Sebelum keluar kita bentuk kelompok terlebih dahulu.”
3.      Observasi adalah metode pengamatan secara langsung. Kegiatan mengamati lingkungan sekolah secara langsung agar siswa dapat mengetahui secara jelas bagaimana lingkungan sekolahnya. Penerepan di lapangan seluruh siswa berkumpul sesuai kelompok dan mencari masalah di lapangan  yang berhubungan dengan kebersihan sesuai dengan tempat yang ditentukan oleh guru. Kemudian siswa mengamati lingkungan tersebut dan mecari tahu masalah tersebut.
4.      Diskusi, adalah metode pembelajaran yang digunakan agar antar siswa dapat saling bertukar pikiran dan saling membantu serta bekerja sama dan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi. Penerapan di kelas setelah siswa melakukan observasi, pertemuan kedua siswa berdiskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan sebelumnya. Kemudian siswa berfikir kritis untuk menemukan solusi dari masalah yang mereka temukan.
5.      Konklusi adalah metode penarikan kesimpulan. Penerapan di kelas siswa diminta membuat kesimpulan dari hasil diskusi. Setelah membuat kesimpulan siswa juga diminta membacakan hasil kesimpulannya.

Model pembelajaran adalah seluruh proses dalam pembelajaran dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas. Dalam pemebalajaran ini kami menggunakan model Group Investigation yaitu pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar yang menekankan pada partisipasi dan aktifitas siswa untuk mencari sendiri materi atau informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia.
Penerapan di kelas, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, lalu menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok dan memanggil ketua-ketua untuk mengobservasi satu tempat yang ingin dilihat kebersihannya, misalnya kantin. Kemudian merka melakukan pengamatan, setelah melakukan pengamatan guru meminta siswa mempresentasikan hasilnya.


Keterkaitan Materi dengan Nilai, Moral dan Norma
Nilai adalah makna, isi dan pesan, semangat atau jiwa yang tersirat dan tersurat dalam fakta, konsep dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. Kaitan dengan materi pada bab ini adalah siswa mampu mengambil isi pesan dari pembelajaran yang telah dipelajari dan siswa mampu menyadari sendiri akan arti penting dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Contoh : ketika siswa melakukan observasi, siwa mengamati secara langsung bagaimana kondisi lingkungan sekolah, siswa akan menyadari sendiri bagaimana dia harus menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya. Dan pesan dalam pembelajaran ini pun akan disampaikan oleh guru bahwa menjaga kebersihan itu sangat penting dan tanggung jawab bersama.
Moral adalah ukuran baik buruk seseorang, baik secara pribadi maupun sebagai warga masyarakat dan warga negara. Kaitan dengan pembelajaran ini adalah peserta didik mampu menyadari mana hal yang baik dan yang buruk. Dalam materi ini peserta didik akan menyadari bahwa menjaga kebersihan adalah perbuatan yang baik dan jika tidak menjaga kebersihan lingkan adalah perbuatan yang buruk sehingga menimbulkan pandangan yang negatif dari masyarakat sekolah (Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik).
Norma adalah tolak ukur atau alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Kaitan dengan materi ini adalah siswa mampu memahami bahwa membuang sampah sembarangan adalah perbuatan yang salah dan tidak sesuai dengan norma di sekoalah juga dapat mengakibatkan lingkungan kotor dan timbulnya berbagai penyakit.






1.      Hakikat PBL
Problem-based learning (PBL) is a student-centered pedagogy in which students learn about a subject through the experience of creating a problem. Students learn both thinking strategies and domain knowledge. The goals of PBL are to help the students develop flexible knowledge, effective problem solving skills, self-directed learning, effective collaboration skills and intrinsic motivation. Problem-based learning is a style of active learning.
Working in groups, students identify what they already know, what they need to know, and how and where to access new information that may lead to the resolution of the problem. The role of the instructor (known as the tutor in PBL) is to facilitate learning by supporting, guiding, and monitoring the learning process. The tutor must build students' confidence to take on the problem, and encourage the students, while also stretching their understanding. PBL represents a paradigm shift from traditional teaching and learning philosophy, which is more often lecture-based.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah pedagogi yang berpusat pada siswa di mana siswa belajar tentang subjek melalui pengalaman menciptakan masalah. Siswa belajar baik strategi berpikir dan pengetahuan domain. Tujuan dari PBL adalah untuk membantu siswa mengembangkan pengetahuan fleksibel, keterampilan pemecahan masalah yang efektif, belajar mandiri, keterampilan kolaborasi yang efektif dan motivasi intrinsik. pembelajaran berbasis masalah adalah gaya belajar aktif.
Dalam belajar kelompok, siswa mengidentifikasi apa yang mereka sudah tahu, apa yang mereka perlu tahu, dan bagaimana dan di mana untuk mengakses informasi baru yang dapat menyebabkan resolusi masalah. Peran instruktur (dikenal sebagai guru dalam PBL) adalah untuk memfasilitasi pembelajaran dengan mendukung, membimbing, dan pemantauan proses pembelajaran. Guru harus membangun kepercayaan diri siswa untuk mengambil masalah, dan mendorong siswa, sementara juga peregangan pemahaman mereka. PBL merupakan pergeseran paradigma dari pengajaran dan pembelajaran filsafat tradisional, yang lebih sering berbasis kuliah.
Dalam buku Wina Sanjaya, SPBM/PBL dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Ada 6 langkah dalam SPBM/PBL :
1.      Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa dalam menentukan masalah yang akan dipecahkan.
2.      Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau maalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
3.      Merumuskan hipoteis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
4.      Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk memcahkan masalah.
5.      Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
6.      Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yait langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Untuk mengimplementasikan SPBM/PBL, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain, misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.




SPBM/PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai dalam SPBM/PBL adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analistis, sistematis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Pembelajaran berbasis masalah, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa mampu mempelajarai pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Suatu hal yang sangat penting yang diperlihatkan dalam PBL adalah pertanyaan berbasi why bukan sekedar how. Oleh karena itu setiap tahap dalam pemecahan masalah, keterampilan siswa dalam tahap tersebut hendaknya tidak semata-mata keterampilan how, tetapi keterampilan menjelaskan permasalahan dan bagaimana permasalahan bisa terjadi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar