29
Mei 2015
KUNCI
SUKSES KURIKULUM 2013
Oleh
FIRDA
ARWANDA
A.
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam
mengoordinasi, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan
yang tersedia.
Keberhasilan Kurikulum 2013, menuntut kepala sekolah
yang demokratis professional, sehingga mampu menumbuhkan iklim demokratis
disekolah, yang akan mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi terciptanya
kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh
potensi peserta didik.
Kepala sekolah yang mandiri, demokratis, dan
professional harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya
empat macam nilai , yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan aristik.
B.
Krativitas
Guru
Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat
menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada
peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar
(facilitate learning) kepada seluruh peserta didik, agar meraka dapat belajar
dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan
berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa tersebut merupakan modal
dasar bagi peserta didik untuk tummbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap
beradaptasi, mengahdapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang
penuh berbagai tantangan.
Beberapa hal yang harus dipahami guru dari peserta
didik antara lain : kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian,
kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di
sekolah.
C.
Aktivitas
Peserta Didik
Kunci sukses ketigabyang menetukan keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013 adalah aktivitas peserta didik. Dalam rangka
mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu
mendisipllinkan peserta didik, terutama disiplin diri( self-discipline).
Untuk mendisiplinkan peserta didik perlu dimulai
dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni sikap
demokratis, sehingga eraturan disiplin perlu berpedoman pada hal trersebut,
yakni dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan guru tut wuri handayani.
D.
Sosialisasi
Kurikulum 2013
Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada
berbagai pihak agar kurikulum baru yang ditawarkan dapat dipahami dan
diterapkan secara optimal, karena sosialisasi merupakan langkah penting yang
akan menunjang dan menentukan keberhasilan perubahan kurikulum.
E.
Fasilitas
dan Sumber Belajar
Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan
dalam mendudkung suksesnya implementasi kurikulum antara lain laboratorium,
pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan peningkatan
kemampuan pengelolaannya.
Dalam pengembangan fasilitas dan sumber belajar,
guru disamping harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga,
juga harus berinesiatif mendayagunakan lingkungann sekitar sekolah sebagai
sumber belajar yang lebih konkret.
Secara umum dapat dikemukakan dua cara memanfaatkan
fasilitas dan sumber belajar dalam menyukseskan implementasi kurikulum. Pertama, membawa sumber belajar ke
dalam kelas. Kedua membawa kelas ke
lapangan tempat sumber belajar berada.
F.
Lingkungan
yang Kondusif Akademik
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang
punggung dan factor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi
proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan
menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
Lingkungan yang kondusif akademik antara lain dapat dikembangkan melalui
berbagai layanan dan kegiatan sabagai berikut :
1. Memberikan
pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat melakukan tuga
pembelajaran.
2. Memberikan
pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi atau
berprestasi rendah.
3. Mengembangkan
organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan
potensi seluruh peerta didik secara optimal.
4. Menciptakan
kerjasama salling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta
didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5. Melibatkan
peserta didik dala proses perencanaan belaj dan pembelajaran.
6. Mengembangkan
proses pembelajaran sebagai tanggung jawab versama peserta didik dan guru,
sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasillitator, dan sebagai sumber
belajar.
7. Mengembangkan
sistrem evaluasi diri sendiri(self evaluation)
G.
Partisipasi
Warga Sekolah
1. Strategi
Umum
Pertama,
pemberdayaan tenaga kepandidikan harus berdasarkan rencana kebutuhanyang jelas
(educational planning based on manpower recruitmen).
Kedua,
dalam setiap kegiatan pendidikan perlu senantia dikembangkan sikap dan
kemampuan professional.
Ketiga,
kerja sama sekolah dengan perusahaan dan dunia industri perlu terus menerus
dikembangkan, terutama dalam memanfaatkan perusahaan dan dunia industri untuk
labotorium praktek, dan objek studi.
2. Strategi
Khusus
Strategi khusus
adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan
manajemen tenaga pendidikan yang lebih efektif.
Demikian
tulisan ini dibuat untuk memenuhi matakuliah bapak Dirgantara Wicaksono, M.Pd…
refrefensi ada gak?
BalasHapus