Minggu, 31 Mei 2015

KUNCI SUKSES K13



29 Mei 2015
KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013
Oleh
FIRDA ARWANDA
A.    Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengoordinasi, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.
Keberhasilan Kurikulum 2013, menuntut kepala sekolah yang demokratis professional, sehingga mampu menumbuhkan iklim demokratis disekolah, yang akan mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.
Kepala sekolah yang mandiri, demokratis, dan professional harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai , yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan aristik.

B.     Krativitas Guru
Guru merupakan faktor  penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar (facilitate learning) kepada seluruh peserta didik, agar meraka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa tersebut merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tummbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, mengahdapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan.
Beberapa hal yang harus dipahami guru dari peserta didik antara lain : kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian, kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah.

C.    Aktivitas Peserta Didik
Kunci sukses ketigabyang menetukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah aktivitas peserta didik. Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu mendisipllinkan peserta didik, terutama disiplin diri( self-discipline).
Untuk mendisiplinkan peserta didik perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni sikap demokratis, sehingga eraturan disiplin perlu berpedoman pada hal trersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan guru tut wuri handayani.

D.    Sosialisasi Kurikulum 2013
Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar kurikulum baru yang ditawarkan dapat dipahami dan diterapkan secara optimal, karena sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan perubahan kurikulum.
E.     Fasilitas dan Sumber Belajar
Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendudkung suksesnya implementasi kurikulum antara lain laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolaannya.
Dalam pengembangan fasilitas dan sumber belajar, guru disamping harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinesiatif mendayagunakan lingkungann sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkret.
Secara umum dapat dikemukakan dua cara memanfaatkan fasilitas dan sumber belajar dalam menyukseskan implementasi kurikulum. Pertama, membawa sumber belajar ke dalam kelas. Kedua membawa kelas ke lapangan tempat sumber belajar berada.
F.     Lingkungan yang Kondusif Akademik
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan factor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
Lingkungan yang kondusif akademik  antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sabagai berikut :
1.      Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat melakukan tuga pembelajaran.
2.      Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi atau berprestasi rendah.
3.      Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peerta didik secara optimal.
4.      Menciptakan kerjasama salling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5.      Melibatkan peserta didik dala proses perencanaan belaj dan pembelajaran.
6.      Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab versama peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasillitator, dan sebagai sumber belajar.
7.      Mengembangkan sistrem evaluasi diri sendiri(self evaluation)

G.    Partisipasi Warga Sekolah
1.      Strategi Umum
Pertama, pemberdayaan tenaga kepandidikan harus berdasarkan rencana kebutuhanyang jelas (educational planning based on manpower recruitmen).
Kedua, dalam setiap kegiatan pendidikan perlu senantia dikembangkan sikap dan kemampuan professional.
Ketiga, kerja sama sekolah dengan perusahaan dan dunia industri perlu terus menerus dikembangkan, terutama dalam memanfaatkan perusahaan dan dunia industri untuk labotorium praktek, dan objek studi.
2.      Strategi Khusus
Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan manajemen tenaga pendidikan yang lebih efektif.

Demikian tulisan ini dibuat untuk memenuhi matakuliah bapak Dirgantara Wicaksono, M.Pd…

1 komentar: