21 Mei 2015
LINGKUNGAN
PENDIDIKAN
Oleh : Firda
Arwanda
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lingkungan Pendidikan
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu
lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan, sebagai
segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal
nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, sosial-ekonomi, binatang,
kebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk di
dalamnya pendidikan.
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup, ataupun peristiwa-peristiwa
yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan
pengaruh kuat kepada individu. Seperti lingkungan tempat pendidikan berlangsung
dan lingkungan tempat anak bergaul. Lingkungan ini kemudian secara khusus
disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dengan jenis dan tanggung jawab yang secara khusus menjadi
bagian dari karakter lembaga tersebut.
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak,
lingkungan ada yang sengaja diadakan (usaha sadar), ada yang tidak usaha sadar dari orang dewasa yang
normatif disebut pendidikan, sedang yang lain disebut pengaruh. Lingkungan yang dengan sengaja diciptakan
untuk mempengaruhi anak ada tiga, yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini disebut lembaga pendidikan atau
satuan pendidikan.
Lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia
yang karena
satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan. Badan
pendidikan itu bertugas memberi pendidikan kepada si terdidik (Marimba,1980).
Secara umum fungsi lembaga pendidikan adalah menciptakan situasi yang
memungkinkan proses pendidikan dapat berlangsung.
Menurut Hasbullah
(2003) lingkungan pendidikan mencakup :
Ø Tempat (lingkungan fisik), keadaan
iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
Ø Kebudayaan (lingkungan budaya)
dengan warisan budaya tertentu seperti bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan,
pandangan hidup, dan pandangan keagamaan.
Ø Kelompok hidup bersama (lingkungan
sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan dan
lainnya.
Lingkungan serta lembaga pendidikan bersifat positif apabila
memberikan pengaruh sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan. Lingkungan
bersifat negatif apabila berpengaruh secara kontradiktif dengan arah dan tujuan
pendidikan. Maka intensitas pengaruh lingkungan terhadap peserta didik
tergantung sejauh mana anak dapat menyerap rangsangan yang diberikan
lingkungannya dan sejauh mana lingkungan mampu memahami dan memberikan
fasilitas terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik.
B. Fungsi
Lingkungan Pendidikan
Diantara fungsi lingkungan pendidikan adalah sebagai
berikut.
1. Lingkungan pendidikan dapat menjamin kehidupan emosional
peserta didik untuk tumbuh dan berkembang.
Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak.
2. Lingkungan pendidikan membantu peserta didik dalam
berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik,
sosial, maupun budaya, terutama berbagai sumberdaya pendidikan yang tersedia
agar dapat dicapai tujuan pendidikan secara optimal.
3. Lingkungan pendidikan berfungsi sebagai wahana yang amat
besar bagi perkembangan individu dan masyarakat dalam memperluas dan
mempercepat usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta
mempersiapkan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat.
5. Di dalam lingkungan pendidikan dapat mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik baik dalam bentuk karier,
akademik, kehidupan beragama, kehidupan sosial budaya, maupun keterampilan
lainnya.
C. Ragam Bentuk
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh
pendidikan secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan
pendidikan ada yang bersifat sosial dan material. Lingkungan pendidikan secara
garis besarnya oleh Ki Hajar Dewantara
dibagi menjadi tiga yang disebut denga Tri
Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1.
Lingkungan Keluarga
Manusia ketika dilahirkan di dunia
dalam keadaan lemah. Tanpa pertolongan orang lain, terutama orang tuanya, ia
tidak bisa berbuat banyak. Di balik keadaannya yang lemah itu ia memiliki
potensi baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, di
lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapatkan pengaruh sadar. Karena itu
keluaraga merupaka kelompok primer yang terdiri dari sejumlah keluarga kecil
karena hubungan sedarah yang bersifat informal dan kodrati dan menjadi lembaga
pendidikan tertua. Keluarga bisa berbentuk keluarga inti (nucleus family : ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang
diperluas (di samping inti, ada orang lain seperti kakek, nenek, ipar dan lain
sebagainya).
Anak dalam menjalani pendidikan di lingkungan keluarga
biasanya menghadapi hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain
sebagai berikut.
1) Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari
orang tua.
2) Figur orang tua
yang tidak mampu memberikan keteladanan pada anak.
3) Sosial ekonomi keluaraga yang kurang atau sebaliknya yang
tidak bisa menunjang belajar.
4) Kasih sayang orang tua yang berlebihan sehingga cenderung untuk memanjakan
anak.
5) Orang tua
yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan orang tua yang terlalu tinggi.
6) Orang tua
yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak.
7) Orang tua
yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kretifitas kepada anak.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat
penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak
pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Keluarga didasarkan pada cinta
kasih yang sangat natural, sehingga suasana pendidikan yang berlangsung di
dalamnya berdasarkan kepada suasana yang tanpa memikirkan hak.
Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan
dasar, agama, dan nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan
peserta didik untuk dapat berperan dalam keluarga dan dalam masyarakat.
Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan
anaknya, meliputi hal-hal berikut.
1. Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang
tua dengan anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima
tanggung jawab, dan mengabdikan dirinya untuk
sang anak.
2. Dorongan/motifasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi
kedudukan orangtua terhadap keturunannya. Tanggungjawab moral ini meliputi
nilai-nilai religius spiritual yang dijiwai ketuhanan Yang Maha Esa dan agama
masing-masing di samping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan
kehormatan keluarga.
3. Tanggungjawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada
gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya, bahkan
kemanusiaan.
Di sisi lain tanggungjawab
pendidikan yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka
hal-hal berikut.
1. Memelihara dan membesarkan anak.
2. Melindungi dan menjamin kesamaan baik jasmaniah maupun
rohaniah sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang dianutnya.
3. Memberi pengajaran dalam
arti yang luas.
4. Membahagiakan anak baik di dunia dan akhirat.
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari
orangtua meliputi tujuh hal, yaitu dasar pendidikan budi pekerti, dasar
pendidikan sosial, dasar pendidikan intelek, dasar pembentukan kebiasaan
pembinaan kepribadian yang baik dan wajar, dasar pendidikan kekeluargaan, dasar
pendidikan nasionalisme, dan dasar pendidikan agama.
Lingkungan keluarga berpengaruh kepada anak dari sisi
perlakuan, keluarga terhadap anak, kedudukan anak dalam keluarga, keadaan
ekonomi keluarga, keadaan pendidikan
keluarga, dan pekerjaan orangtua.
Dari lingkungan keluarga yang harmonis mampu memancarkan
keteladanan kepada anak-anaknya, karena dikatakan pendidikan pertama pada bayi atau
anak itu berkenalan dengan lingkungan serta mendapat pembinaan pada keluarga.
2.
Lingkungan Sekolah
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi dan
terbatasnya orang tua
dalam kedua hal tersebut, orang tua
sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan mansyarakat. Sekolah
memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada
jiwa anak. Karena itu di samping keluagra sebagai pusat untuk pendidikan,
sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan
kepribadian anak.
Pendidikan di sekolah mencakup pendidikan umum dalam
mempersiapkan peserta didik menguasai kemampuan dasar untuk melanjutkan
pendidikan atau memasuki lapangan kerja. Pendidikan sekolah biasanya disebut
sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang mempunyai dasar,
tujuan, isi, metode, alat-alatnya yang disusun secara eksplisit, sistematis,
dan distandarisasikan. Penjabaran fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan
formal, terlihat pada tujuan instruksional, yaitu tujuan kelembagaan pada
masing-masing jenis dan tingkatan sekolah.
Sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas
tanggung jawab berikut ini.
1) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan
tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu
undang-undang pendidikan.
2) Tanggung jawab
keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang
dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
3) Tanggung jawab
fungsional ialah tanggung jawab
profesional pengelola dan pelaksana pendidikan.
Sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian rupa
agar lebih efektif dan efisien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang. System
klasikal memungkinkan sejumlah anak belajar bersama dan dipimpin oleh seorang
atau beberapa orang guru sebagai fasilitator.
Sekolah memiliki ciri jenjang dapat dijelaskan sebagi
berikut.
a) Jenjang lembaga, sekolah dirancang
dengan berbagai tingkatan, dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai perguruan tinggi
(PT). sebagian dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional dan sebagian
lainnya dikelola oleh Departemen Agama.
b) Jenjang kelas, berjenjang menurut
tingkatan kelas, murid hanya bisa mengikuti pendidikan pada kelas yang lebih
tinggi apabila ia telah mampu menyelesaikan pendidikan di tingkat sebelumnya.
Jenjang kelas ini bervariasi, yaitu di tingkat SD/MI terdiri dari enam kelas,
SMP/MTs terdiri dari tiga kelas, SMA/MA/sederajat terdiri dari tiga kelas,
sedangkan di Perguruaan Tinggi tidak ditentukan dengan jenjang kelas.
Sekolah dianggap sebagai suatu lingkungan yang paling
bertanggungjawab terhadap pendidikan murid-muridnya, lebih-lebih bila dikaitkan
dengan pengabdian sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat bersaing
secara global. Maka pembangunan sekolah dianggap sebagai investasi yang
prosfektif demi menyongsong kemajuan bangsa.
3.
Lingkungan Masyarakat
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat tampaknya sudah lebih
maju dibandingankan dengan pendidikan dalam lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah. Karena masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-cita
bangsa, sosial budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan
masyarakat tersebut.
Masyarakat turut
serta memikul tanggungjawab pendidikan. Pendidika kemasyarakatan merupakan
wahana yang amat besar artinya bagi perkembangan individu dan masyarakat
sebagai gerakan yang memperluas dan mempercepat usaha mencerdaskan bangsa.
Dalam menjalani pendidikan di lingkungan masyarakat biasanya
akan mengalami kesulitan-kesulitan, antara lain :
1. Lingkungan fisik dan nonfisik yang kurang menguntungkan.
Lingkungan yang demikian akan banyak menghambat anak dalam belajar.
2. Tugas yang diberikan lembaga terlalu berat/banyak, sehingga
anak tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Terlalu banyaknya
kegiatan yang diikuti dalam waktu yang terbatas, bisa menjadi penyebab kegiatan
tersebut tidak dilaksanakan dengan baik dan akan mengalami kesulitan, yang
akhirnya hasilnya akan kurang.
3. Apabila nilai dikembangkan oleh anak berbeda/bertentangan
dengan nilai/adat yang ada di masyarakat maka akan timbul konflik nilai. Kalau
terjadi hal demikian biasanya anak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
dalam diri terhadap lingkungan tersebut. Keadaan yang demikian biasanya akan
berpengaruh terhadap upaya belajar anak.
Setiap masyarakat mempunyai mempunyai cita-cita,
peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Pendidikan dalam Lingkungan
kehidupan. Corak dan ragam pendidikan yang
dialami seseorang dalam masyarakat meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan-kebiasaan pembentukan pengetahuan sikap dan minat, maupun pembentukan
kesusilaan dan keagamaan.
Pendidikan dalam pergaulan masyarakat terutama banyak sekali
lembaga-lembaga pendidikan seperti masjid, surau atau langgar, musholla, madrasah, pondok pesantren,
pengajian, kursus, dan badan-badan pembinaan rohani.
D. Peranan
Lingkungan Pendidikan
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak,
lingkungan pendidikan sangat berperan penting dalam memberikan penraguh
tersebut. Diantara peranan lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut.
1.
Peranan Lingkungan Keluarga
Sangat besar peranan kelurga dalam pendidikan, karena
keluarga adalah lingkungan pertama yang memberikan pendidikan kepada anak.
Peranan keluarga tersebut diantaranya adalah :
Ø Sebagai pembentuk pola pikir anak,
karena di dalam keluarga, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.
Ø Sebagai pengalaman pertama bagi masa
kanak-kanak, pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya.
Ø Sebagai lingkungan pendidikan yang
memberikan keteladanan, karena keteladanan orang tua akan menjadi tolak ukur
dan menjadi wahana pendidikan moral.Sebagai lingkungan pendidikan yang
berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama
2.
Peranan Lingkungan Sekolah
Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak
untuk kehidupan masyarakat. Maka dari itu, sekolah memegang peranan penting
dalam pendidikan. Karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak dan sekolah
pun berperan dalam pembentukan kepribadian anak. Diantara peranan sekolah dalam
pendidikan adalah sebagai berikut.
Ø Sebagai
pendidikan formal yang menumbuh
kembangkan
dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik agar anak mampu menolong dirinya
sendiri dalam hidup sebagai makhluk individu dan makhluk sosial melalui
pembekalan dalam semua bidang studi.
Ø Sebagai lingkungan pendidikan yang
perlu memberikan pemahaman tentang pendidikan pancasila, agama, dan pembinaan
watak sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.
Ø Sebagai lingkungan pendidikan yang
harus mewujudkan cita-cita bangsa dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa.
3.
Peranan Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat mempunyai andil yang besar dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan nasional, dalam peranannya antara lain :
Ø Pendidikan manusia sebagai makhluk
individu, lingkungan masyarakat berperan dalam membantu pembentukan manusia
yang cerdas, sesuai dengan kondisi dan fungsi dari masing-masing pendidikan tersebut.
Ø Pendidikan manusia sebagai makhluk
susila (kemasyarakatan), yang berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung di
dalam pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, dan pancasila sebagai dasar
negara.
Ø Pendidikan manusia sebagai makhluk
sosial, lingkungan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung memang
ditumbuh kembangkan sebagai makhluk individu dan susila, yang secara
bersama-sama mampu menciptakan kehidupan bersama secara bertanggung jawab,
untuk mencapai kesejahteraan sosial yang dinamis dengan sikap makaryanya.
Ø Pendidikan manusia sebagai makhluk
religious, maka lingkungan masyarakat banyak memberikan andil dalam pembekalan
yang berhubungan dengan masalah keagamaan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh
pendidikan secara langsung atau tidak langsung. Lingkungan pendidikan terdiri
dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat..
Lingkungan keluarga adalah tempat anak dilahirkan. Disinilah
pertama kali ia mengenal nilai dan norma. Pendidikan di lingkungan keluarga
berfungsi untuk memberikan dasar dalam menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk
individu, sosial, susila,dan religius.
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Di sekolah ia
mendapatkan pendidikan yang intensif. Disinilah potensi anak akan
ditumbuhkembangkan. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orangtua dan
masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di lingkungan masyarakat anak akan mendapat pendidikan.
Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga yang ikut bertanggungjawab
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa..
Semua lingkungan pendidikan sangat berperan besar dalam
pelaksanaan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri baik bagi
diri peserta didik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial,
susila, serta makhluk religius.
B. Saran
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu memberikan
keteladanan dalam hal berprilaku, memberikan fasilitas dalam hal mengembangkan
dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan semua itu harus ditunjang dengan
lingkungan pendidikan yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan,
Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Pidarta,
Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta
: PT Rineka Cipta.
Kiswan.
2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Ciamis
: Darussalam.
Hasbullah.
2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta
: Raja Grafindo Persada.
TIM
Dosen FIP-IKIP Malang. 1988. Pengantar
Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya : Usaha
Demikian makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah bapak
Dirgantara Wicaksono, M.Pd…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar