Minggu, 31 Mei 2015

PENGEMBANGAN MANUSIA (HUMAN DEVELOPMENT)




31 Mei 2015
PENGEMBANGAN MANUSIA (HUMAN DEVELOPMENT)
Oleh
FIRDA ARWANDA
A.     Definisi Perkembangan
Menurut Robert E. Slavin (2008) istilah perkembangan merujuk pada bagaimana orang tumbuh menyesuaikan diri, dan perubahan sepanjang perjalanan hidup mereka melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional, perkembangan kognitif serta perkembangan bahasa.
Djaali (2008) merumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip perkembangan yaitu :
1.      Perkembangan merupakan fungsi jasmaniah dan kejiwaan yang berlangsung dalam proses satu kesatuan yang menyeluruh (integrated)]
2.      Setiap individu mempunyai kecepatan perkembangan
3.      Perkembangan seseorang, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek tidak konstan melainkan berirama
4.      Proses perkembangan dengan mengikuti pola tertentu
5.      Proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan
6.      Antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lain saling berkaitan atau berkorelasi secara signifikan
7.      Perkembangan berlangsung dari pola yang bersifat umum ke pola khusus
8.      Perkembangan dipengaruhi oleh heriditas dan lingkungan
9.      Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah, yaitu fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh, fungsi sensoris pada bagian-bagian alat-alat indra, fungsi neurotic pada system saraf, fungsi seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis, fungsi pernapasan pada alat pernapasan, fungsi peredaran darah pada jantung dan urat nadi, fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan.

B.     Teori-Teori Perkembangan
1.      Teori Awal : Preformasionisme (John Locke dan JJ. Rousseau)
John Locke, yang menyatakan bahwa anak ibarat kertas kosong (teori tabularasa), sehingga apapun pikirannya yang muncul hampir sepenuhnya muncul dari pembelajarn dan pengalaman yang mereka peroleh.
J.J. Rousseau membagi 5 tahap perkembangan, fungsi dan kapasitas kejiwaan  manusia yaitu :
a.       Masa bayi ( usia 0-2 tahun)
b.      Masa anak-anak (usia 2-12 tahun)
c.       Masa kanak-kanak akhir (usia 12-15 tahun)
d.      Masa dewasa ( usia 15-20 tahun)
e.       Masa pematangan ( setelah umur 20 tahun)
2.      Teori Pendewasaan/kematangan (Gesell)
Menurut Gesell bahwa anak dipengaruhi oleh dua factor utama. Pertama, anak adalah produk dari lingkungannya, namun yang lebih fundamental lagi adalah berasal dari dalam diri anak, yaitu aksi gen-gen tubuhnya, dan menyebut ini sebagai proses kematangan. Prinsip-prinsip perkembanngan lainya, menurut gesell dapat dikelompokkan menjadi tiga wilayah, yaitu jalinan timbale balik, asmetri fungsional dan pengaturan diri.
3.      Teori Etologis (Charles Darwin)
Pada esensinya teori Darwin berjalan sebagai berikut, bahwa diantara anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak terhitung jumlahnya, dan diantara anggota yang bermacam-macam itu, hanya kelompok tertentu yang bisa bertahan hidup dan meneruskan keturunannya. Kemudian diyakini juga bahwa beragam spesies itu memiliki nenek moyang yang sama dan bahwa spesies baru telah mati atau berubah untuk memenuhi persyaratan lingkungan mereka yang berubah.
4.      Teori Organismik dan Komparatif (Werner)
Perkembangan menurut Werner mengacu kepada lebih dari sekedar berlalunya waktu, kita bisa tumbuh menjadi tua namun tidak berkembang. Teori Werner mengaplikasikan bahwa pendidikan bagi perkembangan anak mestinya tidak membatasi diri pada kepandaian anak saja, namun juga melihat anak secara organismik sebagai pribadi yang aktif, berindera, ekspresif dan penuh emosi.
5.      Teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)
Model kognitif Piaget, dengan asumsi bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep fungsi dan struktur. Konsep fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama bagi setiap orang untuk mengorganisasikan pengetahuan ke dalam struktur kognisi supaya dapat beradaptasi dengan lingkungan. Sedangkan konsep struktur adalah interelasi system pengetahuan yang mendasari dan membimbing tingkah laku intelegen, yang diistilahkan dengan konsep skema (reflex dan skema mental : skema klasifikasi dan skema operasi).
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme yang berarti tidak seperti teori nativisme (menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif melalui tindakan yang termotivasi sendirinya terhadap lingkungan. Melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring penambahan usia yaitu :
a.       Periode Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
b.      Tahapan Pra-operasional ( usia 2-6 tahun)
c.       Tahapan operasional konkrit (usia 7- 12 tahun)
d.      Tahapan Operasional Formal (usia 12 tahun sampai dewasa)
6.      Teori Tahap Perkembangan Moral (Kohlberg)
Menurut Kohlberg ada enam tahapan perkembangan moral manusia, yaitu :
a.       Tahap pertama, anak-anak memikirkan apa yang benar seperti yang disebut otoritas sebagai kebenaran. Melakukan hal-hal yang benar berarti mematuhi otoritas dan menghindar penghukuman.
b.      Tahap kedua, anak-anak tidak begitu terkesan oleh satu otoritas tunggal, tetapi mereka melihat keberadaan sisi-sisi yang berbeda setiap masalah, karena segala sesuatu relative, kita bebas mengejar kepentingan sendiri.
c.       Pada tahap ketiga dan keempat, anak-anak muda mulai berpikir sebagai anggota masyarakat konvensional, dengan nilai, norma, dan harapan-harapannya.
d.      Pada tahap kelima ini mereka menekankan hak-hak dasar dan proses demokratis yang memberi kesempatan setiap orang untuk mengutarakan pendapatnya.
e.       Pada tahap keenam mereka menentukan prinsip-prinsip dimana sebuah kesepakatan diambil hanya jika paling adil bagi semua pihak.
7.      Teori Psikoanalitik (Sigmund Freud)
Menurutnya perubahan psikologis diatur oleh kekuata-kekuatan bathin, khususnya kedewasaan biolagis. Freud menekankan pandangannya bahwa kehidupan pribadi manusia pada dasarnya adalah “libido seksualis”, pribadi manusia mengalami perkembangan dengan dinamika yang tidak stabil sejak manusia dilahirkan sampai usia 20 tahun.
8.      Teori Delapan Tahap Kehidupan Manusia (Erick Erikson)
Teori ini lebih menyorotkan tentang perkembangan sosio emosional manusia, namun pada dasarnya tetap memenuhi criteria yang sama yaitu pentahapan ; (1) melukiskan perilaku secara kualitatif berbeda (2) mengacu kepada persoalan umum (3) berlangsung dalam urutan yang tidak berubah dan (4) secara cultural bersifat Universal.

Demikian tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas bapak Dirgantara Wicaksono, M.Pd….A

KUNCI SUKSES K13



29 Mei 2015
KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013
Oleh
FIRDA ARWANDA
A.    Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengoordinasi, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.
Keberhasilan Kurikulum 2013, menuntut kepala sekolah yang demokratis professional, sehingga mampu menumbuhkan iklim demokratis disekolah, yang akan mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.
Kepala sekolah yang mandiri, demokratis, dan professional harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai , yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan aristik.

B.     Krativitas Guru
Guru merupakan faktor  penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar (facilitate learning) kepada seluruh peserta didik, agar meraka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa tersebut merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tummbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, mengahdapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan.
Beberapa hal yang harus dipahami guru dari peserta didik antara lain : kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian, kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah.

C.    Aktivitas Peserta Didik
Kunci sukses ketigabyang menetukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah aktivitas peserta didik. Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu mendisipllinkan peserta didik, terutama disiplin diri( self-discipline).
Untuk mendisiplinkan peserta didik perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni sikap demokratis, sehingga eraturan disiplin perlu berpedoman pada hal trersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan guru tut wuri handayani.

D.    Sosialisasi Kurikulum 2013
Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar kurikulum baru yang ditawarkan dapat dipahami dan diterapkan secara optimal, karena sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan perubahan kurikulum.
E.     Fasilitas dan Sumber Belajar
Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendudkung suksesnya implementasi kurikulum antara lain laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolaannya.
Dalam pengembangan fasilitas dan sumber belajar, guru disamping harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinesiatif mendayagunakan lingkungann sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkret.
Secara umum dapat dikemukakan dua cara memanfaatkan fasilitas dan sumber belajar dalam menyukseskan implementasi kurikulum. Pertama, membawa sumber belajar ke dalam kelas. Kedua membawa kelas ke lapangan tempat sumber belajar berada.
F.     Lingkungan yang Kondusif Akademik
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan factor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
Lingkungan yang kondusif akademik  antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sabagai berikut :
1.      Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat melakukan tuga pembelajaran.
2.      Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi atau berprestasi rendah.
3.      Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peerta didik secara optimal.
4.      Menciptakan kerjasama salling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5.      Melibatkan peserta didik dala proses perencanaan belaj dan pembelajaran.
6.      Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab versama peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasillitator, dan sebagai sumber belajar.
7.      Mengembangkan sistrem evaluasi diri sendiri(self evaluation)

G.    Partisipasi Warga Sekolah
1.      Strategi Umum
Pertama, pemberdayaan tenaga kepandidikan harus berdasarkan rencana kebutuhanyang jelas (educational planning based on manpower recruitmen).
Kedua, dalam setiap kegiatan pendidikan perlu senantia dikembangkan sikap dan kemampuan professional.
Ketiga, kerja sama sekolah dengan perusahaan dan dunia industri perlu terus menerus dikembangkan, terutama dalam memanfaatkan perusahaan dan dunia industri untuk labotorium praktek, dan objek studi.
2.      Strategi Khusus
Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan manajemen tenaga pendidikan yang lebih efektif.

Demikian tulisan ini dibuat untuk memenuhi matakuliah bapak Dirgantara Wicaksono, M.Pd…