14 Juni 2015
PENDIDIKAN KELUARGA
Oleh
FIRDA ARWANDA
A.
Pengertian Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi
anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun
fisik anak dalam kehidupannya.
Adapun pengertian keluarga secara etimologi
adalah suatu kesatuan (unit) dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada
kepentingan dan tujuan tersebut (Uyoh
Sadulloh, 2006 : 182). Sedangkan keluarga menurut istilah adalah dua
orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah perkawinan dan
adopsi. B. Boston yang dikutip
oleh Ishak Sholeh ( 1983 : 11 )
mengatakan, keluarga adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat
dijadikan tempat untuk membina / membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup
lainnya. Sehingga sangat jelaslah bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan /
pertolongan yang diberikan orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat
menjadi dewasa dan senantiasa terarah dalam kehidupannya.
Pendidikan
keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan ( UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 ).
B.
Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup
Pendidikan Keluarga
1. Tujuan Pendidikan Keluarga
Tujuan
pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi anak sehingga dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang
utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama.
Proses pendidikan
awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang sosial ekonomi dan budaya
keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, intensitas hubungan
anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak.
Keberhasilan anak di sekolah secara empirik sangat dipengaruhi oleh besarnya
dukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak.
2. Fungsi Pendidikan Keluarga
Adapun
fungsi keluarga menurut MI Soelaeman
(1978) adalah :
a. Fungsi edukatif adalah yang
mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi
anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri
sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b. Fungsi sosialisasi anak adalah
keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing anak agar dapat
beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat), sehingga kehadirannya akan
diterima oleh masyarakat luas.
c. Fungsi proteksi (perlindungan)
adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat memperoleh rasa nyaman,
damai dan tentram seluruh anggota keluarganya.
d. Fungsi afeksi (perasaan) keluarga
sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina rasa cinta dan kasih sayang antara
sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
e. Fungsi religius keluarga sebagai
wahana pembangunan insan-insan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bermoral, berahlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
f. Fungsi ekonomi adalah keluarga
sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi fisik dan materil yang sekaligus mendidik
keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan rasional.
g. Fungsi rekreasi, keluarga harus
menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh
semangat.
h. Fungsi biologis, keluarga sebagai
wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
Untuk
mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari jawaban
pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak?”
tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang tua
sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak. Tanggung
jawab orang tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya tampaknya lebih
berpangkal pada tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan bertambah ringan,
apabila anak sudah mampu berdiri sendiri karena pada akhirnya orang tua harus
“melepaskan“ anaknya, supaya mampu berdiri dan tidak lagi tergantung kepada
orang tuanya.
C.
Pentingnya Pendidikan Dalam Keluarga
Urgensi
dan strateginya penguatan institusi keluarga sebagai wahana pengembangan sumber
daya manusia. Brean Frenbrenner dalam Syakrani (2001)
mengemukakan bahwa sejak dulu keluarga menjadi wahana pembentukan karakter dan
keterampilan dasar manusia. Bahkan Brenner dan Couts menjabarkan
lebih luas bahwa keluarga yang tangguh bersama lembaga keagamaan dan politik
akan menjadi pilar penyangga terbentuknya civil society.
Betapa
pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang.
Pentingnya pembentukan sumber daya manusia berbasis keluarga juga bisa dilihat
dari konsep investment in children memahami perlunya penguatan keluarga
sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia dari sudut pandang orientasi
nilai dan perkembangan daya nalar anak.
D.
Strategi Pendidikan Keluarga
Pendekatan
pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara pendekatan endogenous
( menimbulkan dari dalam ) dan conditioning ( pembisaan, mempengaruhi
dari luar ) serta enforcement ( pemaksaan ).
Anak-anak
dalam keluarga sangat kuat proses identifikasinya kepada orang tua dalam
berbagai tingkah laku, cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan.
Di samping faktor keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta
kasih merupakan sarana / alat pendidikan yang besar pengaruhnya bagi
pembentukan budi pekerti dan moral.
Di dalam
keluarga yang religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai sosial
edukatif dan religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf
kematangan anak, tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan
pengalamannya. Orang tua yang efektif dalam proses pendidikan ditentukan oleh
kemampuannya dalam membimbing dan mengarahkan serta memecahkan
persoalan-persoalan secara demokratis.
Strategi
lain dalam mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan konsep tumbuh
kembang anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan motorik,
mental, sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual. Ada 3 konsep penting
yang mencakup aktivitas yakni pola suh, pola asah dan pola asih.
Strategi yang dapat digunakan oleg
orang untuk mengembangkan moral dan keterampilannya, yaitu :
a. Bantulah anak untuk menemukan
sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam
berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak
untuk berperilaku terpuji.
Menurut Popov dkk (1997) orang tua dapat berperan
sebagai :
a.
Educator yaitu bisa menciptakan dan
menyadari adanya teach able moment dalam keluarga.
b.
Autority yaitu bisa mengembangkan batas-batas normatif.
c.
Guide yaitu bisa share your skills kepada anak-anak.
d. Conselor yaitu
mampu memberi dukungan pada anak ketika mengalami
dilema moral.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi matakuliah bapak
Dirgantara Wicaksono, M.Pd…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar