22 Juni 2015
TEORI PSIKOLOGI
Oleh
FIRDA ARWANDA
1.
Pengertian
psikologi
Psikologi berasal dari dua kata bahasa
yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu, secara harfiah
psikologi dapat diartikan yaitu ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Menurut
Branca ( dalam khodijah, 2006:2 ) menyatakaan bahwa psikologi sebagai ilmu
tentang perilaku.
Menurut Woodworth dan Marquis ( dalam
khodijah, 2006: 2) , menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas
individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosinonal. Definisi ini,
lebih bersifat praktis karena langsung mengarah pada aktivitas kongkrit yang
dilakukan manusia sebagai manifestasi kondisi kejiwaannya.Psikologi atau ilmu
jiwa yang mempelajari jiwa manusia, jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan
mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar, karena itu jiwa
atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia yang berada dan
melekat dalam manusia itu sendiri (Pidarta, 2007)
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan
psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental dan perilaku seseorang
yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu.Pengertian Landasan
Psikologis merupakan pemahaman terhadap peserta didik yang berkaitan dengan
aspek kejiwaan. Karena merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan bagi
seorang pendidik. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
2.
Aplikasi
landasan Psikologi dalam Pendidikan
Landasan psikologi memberikan sumbangan
dalam dunia pendidikan. Kita ketahui bahwa Subjek dan objek pendidikan adalah
manusia (peserta didik). Setiap peserta didik memiliki keunikan masing – masing
dan berbeda satu sama lain. Oleh sebab itulah, kita sebagai guru memerlukan
psikologi. Dengan adanya psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami
perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu individu agar
dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam
diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah
dari segi pemahaman dan keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa.
Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami
kejiwaan seseorang.
Psikologi memiliki peran dalam dunia
pendidikan baik itu dalam belajar dan pembelajaran. Pengetahuan tentang
psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai pendidik,
pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik
kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman
psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi
pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta
didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta
didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal
dan maksimal.
5
Pengetahuan
tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan
menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku,
kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir,
inteligensi,
fantasi,
dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta didik yang
satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristik psikologis yang
dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru
atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas, jika
ingin proses pembelajarannya berhasilBeberapa peran penting psikologi dalam
proses pembelajaran:
·
Memahami siswa
sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan,
motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
·
Memahami
prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
·
Memilih
metode-metode pembelajaran dan pengajaran.
·
Menetapkan
tujuan pembelajaran dan pengajaran.
·
Menciptakan
situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif.
·
Memilih dan
menetapkan isi pengajaran.
·
Membantu peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar.
·
Memilih alat
bantu pembelajaran dan pengajaran.
·
Menilai hasil
pembelajaran dan pengajaran.
·
Memahami dan
mengembangkan kepribadian dan profesi guru.
3.
Aplikasi Teori
Psikologi dalam Teknologi Pendidikan
Psikologi memiliki berbagai cabang, Namun
dalam teknologi pendidikan lebih memprioritaskan :
a. Psikologi
pendidikan
Psikologi pendidikan yaitu ilmu yang
membahas segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan dimana psikologi
pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi
pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan ialah mempelajari tingkah laku manusia
dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan
berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah, dibimbing melalui
pendidikan (Mustaqim, 2010)
Dengan demikian, psikologi pendidikan
dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji
perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk
menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan
dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka
pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa
“diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru
adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar
mengajar peserta didik”.
6
b. Psikologi
belajar
Secara psikologis, belajar dapat
didefinisikan sebagai “suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya
dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi ini menyiratkan dua makna.
Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku
yang terjadi harus secara sadar.
Dari pengertian belajar di atas, maka
kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu dipandang sebagai
Proses belajar. Sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri dipandang sebagai
Hasil belajar. Hal ini berarti, belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal
yaitu proses belajar dan hasil belajar. Para ahli psikologi cenderung untuk
menggunakan pola-pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi
prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar ini selanjutnya lazim disebut
dengan Teori Belajar.
Macam-macam teori belajar meliputi :
·
Behaviorisme
( Tingkah Laku / Perilaku )
Behaviorisme
didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu
aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimana lingkungan
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku
dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa
prilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah
laku yang terjadi pada siswa. ( dalam Sukarjo, 2009 :33). Jadi Berdasarkan
Teori Behaviorisme Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan.
·
Kognitivisme
( Akal Pikiran / Otak )
Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari
teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in which we learn ( Pengetahuan seseorang
diperoleh berdasarkan pemikiran ) inilah yang disebut dengan filosofi
Rationalisme. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita
dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan.
Teori Kognitivisme berusaha menjelaskan
dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran
kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu
sendiri.karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang
kompleks.
·
Konstruktivisme
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa
7
siswa memperoleh
pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu
sendiri. Konsep
pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran
yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru,
dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran
harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu mendorong siswa
mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna.
·
Humanistik
( Bakat )
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila peserta didik / sipembelajar telah memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Dengan kata lain peserta didik / sipembelajar dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya .
Tujuan utama para pendidik adalah
membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
BIMBINGAN
DAN KONSELING PENDIDIKAN
Bimbingan dan konseling sangat penting
peranannya dalam system pendidikan karena bimbingan dan konseling merupakan
suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu umumnya dan
siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan pendidikan
itu sendiri adalah merupakan usha yang berfungsi mengembangkan kepribadian dan
potensinya (bakat, minat dan kemampuannya)
Perlu
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga pendidikan tidak
hanya merupakan keharusan tetapi dengan menuntut suatu lembaga dan tenaga
professional dalam pengelolanya, maka di bawah ini pembahasan tentang kedudukan
bimbingan dan konseling dalam pendidikan.
Dalam kegiatan pendidikan di sekolah atau
lembaga pendidikan formal bimbingan konseling yang berkedudukan sebagai
integral dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Kedudukan bimbingan
dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan sekolah yaitu sebagai salah
satu uapay pembinaan pribadi peserta didik, kedudukan bimbingan dan konseling
dalam pendidikan ada 3 ruang lingkup kegiatan pendidikan yaitu:
1. Bidang Instruksional dan Kurikulum
Bidang ini mempunyai tanggung jawab
dalam kegiatan pengajaran dan bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan dan sikap kepada peserta didik. Pada umumnya bidang ini merupakan
pusat kegiatan
8
pendidikan
dan merupakan tanggung jawab utama staf pengajaran.
2. Bidang
Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang
menyangkut masalah-masalah administrasi dan kepemimpinan yaitu masalah yang
berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efisien. Dalam bidang ini
terletak tanggung jawab dan otoritas pendidikan yang pada umumnya mencakup
kegiatan-kegiatan seperti perencanaan organisasi, pembiayaan, pembagian tugas
staf. Pada umumnya bidang ini merupakan tanggung jawab pimpinan dan para
petugas administrasi lainnya
3. Bidang Pembinaan
Pribadi
Dalam bidang ini mempunyai tanggung jawab
untuk memberikan pelayanan agar para peserta didik memperoelh kesejahteraan
lahiriah dan batiniah dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya, sehingga
mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
TEORI
SOSIAL
A. Pengertian Ilmu Sosial Ilmu Sosial
pengetahuan yang menelaah
masalah-masalah sosial, khususnyayang ditimbulkan oleh masyarakat
Indonesiadengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori ) yang
berasal dari berbagaibidang pengetahuan keahlian dalam lapanganilmu-ilmu sosial
seperti : sejarah, ekonomi,geografi, sosial, sosiologi, antropologi,psikologi
sosial.
Pengertian Interaksi SosialInteraksi sosial adalah hubungan timbal balik
antara individu dan individu, antaraindividu dengan kelompok atau antara
kelompok dengan kelompok dalam berbagaibentuk seperti kerjasama, persaingan
ataupun pertikaian.
·
Interaksi antara individu dengan individuAdalah individu
yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepadaindividu lainnya dan
sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akanmemberikan reaksi, tanggapan
atau respon.
·
Interaksi antara individu dengan kelompokSecara konkret
bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisadigambarkan seperti
seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam
kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orangbanyak. Bentuk
interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentinganseseorang individu
berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingankelompok.
·
Interaksi antar kelompok dengan kelompokBentuk interaksi
antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalamkepentingan, namun bisa
juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan
9
dalamkelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan
kepentingan individudalam kelompok lain.
B.
Ciri-ciri Interaksi SosialSistem social
Dalam masyarakat akan membentuk suatu
pola hubungan sosialyang relatif baku/tetap, apabila interaksi sosial yang
terjadi berulang-ulang dalamkurun waktu relatif lama dan diantara para pelaku
yang relatif sama. Pola seperti inidapat dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan
norma. Sejarah pola yang melandasiinteraksi sosial adalah tujuan yang jelas,
kebutuhan yang jelas dan bermanfaat,adanya kesesuaian dan berhasil guna, adanya
kesesuaian dengan kaidah sosial yangberlaku dan dapat disimpulkan bahwa
interaksi sosial itu memiliki karakteristiksebagai berikut :
·
Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
·
Interaksi sosial
selalu menyangkut komunikasi diantara
dua pihak yaitu pengirim(sender) dan penerima (receiver).
·
Interaksi sosial
merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantarapengirim dan
penerima.
·
Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya
tujuan tersebut.Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah
laku orang lain yangmeliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari
penerima
Arah Komunikasi dalam Interaksi
SosialMenurut Gibson (1996) desain organisasi harus memungkinkan
terjadinyakomunikasi 4 arah yang berbeda:
·
Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah
komunikasi yangmengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah
organisasi seperti kebijakanpimpinan, instansi/memoresmi.
·
Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi
yang mengalirdari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak
saran, pertemuankelompok dan prosedur keluhan.
·
Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah
komunikasi yangmengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.
·
Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah
komunikasi yang bersifatmelintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.
C.
Faktor-faktor
a. Faktor Internal
·
Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan.
Secaranaluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling
tertarikdengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak
usahdipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya
pulaorang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agartidak
mengalami kepunahan.
·
Dorongan untuk memenuhi kebutuhanDorongan untuk memenuhi
kebutuhan manusia memerlukan keberadaanorang lain yang akan saling memerlukan,
saling tergantung untuk salingmelengkapi kebutuhan hidup.
·
Dorongan untuk mempertahankan hidupDorongan untuk
mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapiancaman dari luar seperti
ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain,ataupun dari serangan binatang
buas.
·
Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesamaSecara naluriah,
b. Faktor Eksternal
·
ImitasiImitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau
tindakan seseoranguntuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
·
IdentifikasiMerupakan kecenderungan/keinginan dalam diri
seseorang.
Tulisan
ini dibuat untuk memenuhi matakuliah Bapak Dirgantara Wicaksono, M.Pd..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar