Senin, 15 Juni 2015

TEORI PSIKOLOGI



22 Juni 2015
TEORI PSIKOLOGI
Oleh
FIRDA ARWANDA
1.      Pengertian psikologi
      Psikologi berasal dari dua kata bahasa yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu, secara harfiah psikologi dapat diartikan yaitu ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Menurut Branca ( dalam khodijah, 2006:2 ) menyatakaan bahwa psikologi sebagai ilmu tentang perilaku.
      Menurut Woodworth dan Marquis ( dalam khodijah, 2006: 2) , menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosinonal. Definisi ini, lebih bersifat praktis karena langsung mengarah pada aktivitas kongkrit yang dilakukan manusia sebagai manifestasi kondisi kejiwaannya.Psikologi atau ilmu jiwa yang mempelajari jiwa manusia, jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar, karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri (Pidarta, 2007)
     Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental dan perilaku seseorang yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu.Pengertian Landasan Psikologis merupakan pemahaman terhadap peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan. Karena merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan bagi seorang pendidik. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

2.      Aplikasi landasan Psikologi dalam Pendidikan
      Landasan psikologi memberikan sumbangan dalam dunia pendidikan. Kita ketahui bahwa Subjek dan objek pendidikan adalah manusia (peserta didik). Setiap peserta didik memiliki keunikan masing – masing dan berbeda satu sama lain. Oleh sebab itulah, kita sebagai guru memerlukan psikologi. Dengan adanya psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah dari segi pemahaman dan keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.
       Psikologi memiliki peran dalam dunia pendidikan baik itu dalam belajar dan pembelajaran. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal.
5

Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, inteligensi,
fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristik psikologis yang dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas, jika ingin proses pembelajarannya berhasilBeberapa peran penting psikologi dalam proses pembelajaran:
·         Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
·         Memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
·         Memilih metode-metode pembelajaran dan pengajaran.
·         Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran.
·         Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif.
·         Memilih dan menetapkan isi pengajaran.
·         Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
·         Memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran.
·         Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran.
·         Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru.

3.      Aplikasi Teori Psikologi dalam Teknologi Pendidikan
      Psikologi memiliki berbagai cabang, Namun dalam teknologi pendidikan lebih memprioritaskan :
a.       Psikologi pendidikan
       Psikologi pendidikan yaitu ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan dimana psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan ialah mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah, dibimbing melalui pendidikan (Mustaqim, 2010)
       Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
       Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”.
           
6
b.      Psikologi belajar
       Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar.
       Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu dipandang sebagai Proses belajar. Sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri dipandang sebagai Hasil belajar. Hal ini berarti, belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses belajar dan hasil belajar. Para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan pola-pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar ini selanjutnya lazim disebut dengan Teori Belajar.
       Macam-macam teori belajar meliputi :

·         Behaviorisme ( Tingkah Laku / Perilaku )
  Behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. ( dalam Sukarjo, 2009 :33). Jadi Berdasarkan Teori Behaviorisme Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan.

·         Kognitivisme ( Akal Pikiran / Otak )
      Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we learn ( Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran ) inilah yang disebut dengan filosofi Rationalisme. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan.
       Teori Kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.

·         Konstruktivisme
       Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa
7

siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu
sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna.

·         Humanistik ( Bakat )
      Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila peserta didik / sipembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain peserta didik / sipembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya .
      Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN
      Bimbingan dan konseling sangat penting peranannya dalam system pendidikan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan pendidikan itu sendiri adalah merupakan usha yang berfungsi mengembangkan kepribadian dan potensinya (bakat, minat dan kemampuannya)
Perlu pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga pendidikan tidak hanya merupakan keharusan tetapi dengan menuntut suatu lembaga dan tenaga professional dalam pengelolanya, maka di bawah ini pembahasan tentang kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan.
     Dalam kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal bimbingan konseling yang berkedudukan sebagai integral dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan sekolah yaitu sebagai salah satu uapay pembinaan pribadi peserta didik, kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan ada 3 ruang lingkup kegiatan pendidikan yaitu:
1.       Bidang Instruksional dan Kurikulum
       Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada peserta didik. Pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan
8
pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staf pengajaran.
              
2.      Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
      Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah-masalah administrasi dan kepemimpinan yaitu masalah yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efisien. Dalam bidang ini terletak tanggung jawab dan otoritas pendidikan yang pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan seperti perencanaan organisasi, pembiayaan, pembagian tugas staf. Pada umumnya bidang ini merupakan tanggung jawab pimpinan dan para petugas administrasi lainnya

3.      Bidang Pembinaan Pribadi
     Dalam bidang ini mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan agar para peserta didik memperoelh kesejahteraan lahiriah dan batiniah dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan.


TEORI SOSIAL
A.     Pengertian Ilmu Sosial Ilmu Sosial
        pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnyayang ditimbulkan oleh masyarakat Indonesiadengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori ) yang berasal dari berbagaibidang pengetahuan keahlian dalam lapanganilmu-ilmu sosial seperti : sejarah, ekonomi,geografi, sosial, sosiologi, antropologi,psikologi sosial.
      Pengertian Interaksi SosialInteraksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antaraindividu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagaibentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
·         Interaksi antara individu dengan individuAdalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepadaindividu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akanmemberikan reaksi, tanggapan atau respon.
·         Interaksi antara individu dengan kelompokSecara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisadigambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orangbanyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentinganseseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingankelompok.
·         Interaksi antar kelompok dengan kelompokBentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalamkepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan
9
dalamkelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individudalam kelompok lain.

B.     Ciri-ciri Interaksi SosialSistem social
       Dalam masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosialyang relatif baku/tetap, apabila interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalamkurun waktu relatif lama dan diantara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti inidapat dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasiinteraksi sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat,adanya kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yangberlaku dan dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristiksebagai berikut :
·         Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
·          Interaksi sosial selalu menyangkut    komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim(sender) dan penerima (receiver).
·          Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantarapengirim dan penerima.
·         Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut.Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yangmeliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima
      Arah Komunikasi dalam Interaksi SosialMenurut Gibson (1996) desain organisasi harus memungkinkan terjadinyakomunikasi 4 arah yang berbeda:
·         Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi yangmengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi seperti kebijakanpimpinan, instansi/memoresmi.
·         Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang mengalirdari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuankelompok dan prosedur keluhan.
·         Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi yangmengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.
·         Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang bersifatmelintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.

C.     Faktor-faktor
a.       Faktor Internal
·         Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secaranaluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarikdengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usahdipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pulaorang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agartidak mengalami kepunahan.

·         Dorongan untuk memenuhi kebutuhanDorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaanorang lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk salingmelengkapi kebutuhan hidup.
·         Dorongan untuk mempertahankan hidupDorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapiancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain,ataupun dari serangan binatang buas.
·         Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesamaSecara naluriah,

b.      Faktor Eksternal
·         ImitasiImitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseoranguntuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
·         IdentifikasiMerupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang.
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi matakuliah Bapak Dirgantara Wicaksono, M.Pd..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar