Senin, 15 Juni 2015

TUGAS ARTIKEL PERAN DAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN


TUGAS ARTIKEL
PERAN DAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
DOSEN : Dirgantara Wicaksono, M.Pd


OLEH :
Firda Arwanda            2013820089



\
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015

PERAN DAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Oleh
Firda Arwanda

ABSTRAK
Menurut keputusan mentari Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002, Komite Sekolah merupakan sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efesiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Komite sekolah adalah salah satu organisasi masyarakat sekolah yang berperan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang meliputi perencanaan, pengewasan, dan evaluasi program pendidikan.
            Kata kunci : peran komite sekolah.
According to the National Education sun decision No. 044 / U / 2002 , the School Committee is an independent body that embodies the role of the community in order to improve quality , equity and efficiency of education management in education unit either in preschool education , education track , as well as educational pathways outside school .
The school committee is one of the school community organization whose role is to improve the quality of education that includes planning , pengewasan , and evaluation of educational programs .
Keywords : the role and function of the school committee .

PENDAHULUAN
Istilah “sekolah” disini merupakan konsep yang luas, yang mencakup baik lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan nonformal. Sedangkan istilah “masyarakat” merupakan konsep yang mengacu kepada semua individu , kelompok, lembaga, atau organisasi yang berada di luar sekolah sebagai lembaga pendidikan. (Purwanto, Ngalim M 2009: 188)
Hubungan sekolah dengan masyrakat sangat besar manfaat dan artinya bagi kepentingan pembinaan dukungan moral, material, dan pemanfaatan masyarakat sebagai sumber belajar. Selanjutnya bagi masyarakat dapat mengetahui berbagai hal mengenai sekolah dan inovasi-inovasi yang dihasilkan, menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan, melakukan tekanan, dan tuntunan terhadap sekolah. Berbagai teknik dan media dapat dilakukan dalam konteks ini, seperti mengadakan rapat atau pertemuan, surat menyurat , buku penghubung, buletin sekolah, dan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang bermanfaat bagi peserta didik maupun orang tua. (Mulyasa 2005: 164).
Partisipasi dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar. Sebab itu pemberdayaan masyrakat sangat dirasakan penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efesien.
Tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah ; (1) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat. (2) Mendapatkan dukungan dan bantuan morel maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah. (3) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah. (4) Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. (5) mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak. (Purwanto, Ngalim M 2009: 190 ) 
Pada dasarnya posisi komite sekolah berada ditengah-tengah orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat,dan kalangan swasta disuatu pihak dengan pihak sekolah sebagai institusi, kepala sekolah, dinas pendidikan wilayahnya, dan pemerintah daerah dipihak lainnya. Peran komite sekolah diharapkan dapat menjembatani kepentingan keduanya. (Hasbullah 2010 : 90)
Pemberdayaan komite sekolah sangat dirasakan penting mengingat Peran Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat diperlukan. 
Dengan adanya pemberdayaan komite sekolah diharapkan tercapainya tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yang harmonis dan mengahasilkan pendidikan yang inovatif, kreatif dan prodkutif.
Membangun pola kerjasama yang baik antara komite sekolah dengan guru sudah merupakan keharusan dan menjadi komitmen antara pemerintah, pihak sekolah/guru, dan masyarakat sekitar.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Yakni mengkaji berbagai literature untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yaitu sutu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. ( sutikno, sobry.M 2004: 8)
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Namun pada kenyataannya pengertian tersebut hanyalah sebagai kata-kata mutiara saja. Tanggung jawab dari masing-masing masih jauh dari kata optimal. Alhasil masih banyak anak-anak yang bersekolah namun jauh dari kata “sudah di didik”.
Di dalam UU Nomor 20 Than 2003 tentang system Pendidikan Nasional, pada pasal 54 di kemukaan : (1) peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta pererongan , kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan; (2) dapat berperan sebagai sumber, pelaksanaan, dan pengguna hasil pendidikan. (Hasbullah 2010: 91-92).
Peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, yaitu ; (1) Memberi pertimbangan (advisory agency) dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah. Serta menentukan dan melaksanakan kebijakan pendidikan. (2) Mendukung (supporting agency) kerjasama sekolah dengan masyarakat, baik secara financial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan. (3) Mengontrol (controlling agency) kerjasama sekolah dengan masyarakat dalam rangka transportasi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan output pendidikan. (4) Mediator antara sekolah, pemerintah (eksekutif), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD/Legeslatif), dengan masyarakat. (5) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. (6) Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan atau organisasi), dan dunia kerja, pemerintah, dan DPRD dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. (7) Menanpung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan masyrakat terhadap pendidikan. (8) memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah daerah dan DPRD. (9) Mendorong orangtua dan masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan kualitas, revelensi, dan pemerataan pendidikan. (10) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap perencanaan, pelaksanaan kebijakan, program, dan output pendidikan.  ( Mulyasa 2005 : 189-190).
Menurut keputusan mentari Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002, Komite Sekolah merupakan sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efesiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Selain itu, komite sekolah juga berfungsi dalam hal-hal sebagai berikut :
1.    Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
2.    Melakukan upaya kerjasama dengan masyarakat (perorang/organisasi/dunia usaha/dunia industry) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
3.    Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebuutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat;
4.    Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai :
a.    Kebijakan dan program pendidikan;
b.    Rencana Anggaran pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS);
c.    Kiteria kinerja satuan pendidikan;
d.    Criteria tenaga pendidikan;
e.    Criteria fasilitas pendidikan;
f.     Hal-hal yang terkai dengan pendidikan;
5.    Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.
6.    Menggalang dan masyarakat dalam rangka pembiyaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
7.    Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
(Hasbullah 2010: 93-94)
Adapun tujuan komite sekolah yaitu ; (1) Mawadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan. (2) Meningkatkan tanggung jawab dan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. (3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.



KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komite sekolah adalah organisasi masyarakat sekolah yang berpartisipasi dalam upaya untuk meningkatkan mutu, pemerataan, efektif dan efesiensi pendidikan di satuan pendidikan.
Dengan adanya komite seokalah sangat membantu satuan pendidikan dalam perencanaan, pengawasan serta menggalang dana untuk keperluan sekolah .
SARAN
1.      GURU
Untuk guru harap mampu berkerjasama dengan organisasi komite sekolah dengan baik tanpa ada Diskriminasi dalam lingkungan sekolah.
2.      PEMERINTAH
Untuk pemerintah agar lebih memperhatikan organisasi komite sekolah ini, mengingat begitu sangat penting peran komite sekolah dalam meningkatkat mutu, pemerataan  dan efesiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan yang menghasilkan pendidikan yang kreatif, inovatif serta produktif.










DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah.Otonomi Pendidikan ; Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Sutikno, Sobry M. Menuju Pendidikan Bermutu. Lombok :
NTP Press. 2004
Purwanto, Ngalim M. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2009
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Kompetensi : Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung:
PT  Remaja Rosda Karya, 2005


Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas Bapak Dirgantara Wicaksono, M. Pd……

TEORI PSIKOLOGI



22 Juni 2015
TEORI PSIKOLOGI
Oleh
FIRDA ARWANDA
1.      Pengertian psikologi
      Psikologi berasal dari dua kata bahasa yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu, secara harfiah psikologi dapat diartikan yaitu ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Menurut Branca ( dalam khodijah, 2006:2 ) menyatakaan bahwa psikologi sebagai ilmu tentang perilaku.
      Menurut Woodworth dan Marquis ( dalam khodijah, 2006: 2) , menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosinonal. Definisi ini, lebih bersifat praktis karena langsung mengarah pada aktivitas kongkrit yang dilakukan manusia sebagai manifestasi kondisi kejiwaannya.Psikologi atau ilmu jiwa yang mempelajari jiwa manusia, jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar, karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri (Pidarta, 2007)
     Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental dan perilaku seseorang yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu.Pengertian Landasan Psikologis merupakan pemahaman terhadap peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan. Karena merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan bagi seorang pendidik. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

2.      Aplikasi landasan Psikologi dalam Pendidikan
      Landasan psikologi memberikan sumbangan dalam dunia pendidikan. Kita ketahui bahwa Subjek dan objek pendidikan adalah manusia (peserta didik). Setiap peserta didik memiliki keunikan masing – masing dan berbeda satu sama lain. Oleh sebab itulah, kita sebagai guru memerlukan psikologi. Dengan adanya psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah dari segi pemahaman dan keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.
       Psikologi memiliki peran dalam dunia pendidikan baik itu dalam belajar dan pembelajaran. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal.
5

Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, inteligensi,
fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristik psikologis yang dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas, jika ingin proses pembelajarannya berhasilBeberapa peran penting psikologi dalam proses pembelajaran:
·         Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
·         Memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
·         Memilih metode-metode pembelajaran dan pengajaran.
·         Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran.
·         Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif.
·         Memilih dan menetapkan isi pengajaran.
·         Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
·         Memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran.
·         Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran.
·         Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru.

3.      Aplikasi Teori Psikologi dalam Teknologi Pendidikan
      Psikologi memiliki berbagai cabang, Namun dalam teknologi pendidikan lebih memprioritaskan :
a.       Psikologi pendidikan
       Psikologi pendidikan yaitu ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan dimana psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan ialah mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah, dibimbing melalui pendidikan (Mustaqim, 2010)
       Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
       Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”.
           
6
b.      Psikologi belajar
       Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar.
       Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu dipandang sebagai Proses belajar. Sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri dipandang sebagai Hasil belajar. Hal ini berarti, belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses belajar dan hasil belajar. Para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan pola-pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar ini selanjutnya lazim disebut dengan Teori Belajar.
       Macam-macam teori belajar meliputi :

·         Behaviorisme ( Tingkah Laku / Perilaku )
  Behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. ( dalam Sukarjo, 2009 :33). Jadi Berdasarkan Teori Behaviorisme Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan.

·         Kognitivisme ( Akal Pikiran / Otak )
      Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we learn ( Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran ) inilah yang disebut dengan filosofi Rationalisme. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan.
       Teori Kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.

·         Konstruktivisme
       Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa
7

siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu
sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna.

·         Humanistik ( Bakat )
      Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila peserta didik / sipembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain peserta didik / sipembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya .
      Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN
      Bimbingan dan konseling sangat penting peranannya dalam system pendidikan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan pendidikan itu sendiri adalah merupakan usha yang berfungsi mengembangkan kepribadian dan potensinya (bakat, minat dan kemampuannya)
Perlu pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga pendidikan tidak hanya merupakan keharusan tetapi dengan menuntut suatu lembaga dan tenaga professional dalam pengelolanya, maka di bawah ini pembahasan tentang kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan.
     Dalam kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal bimbingan konseling yang berkedudukan sebagai integral dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan sekolah yaitu sebagai salah satu uapay pembinaan pribadi peserta didik, kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan ada 3 ruang lingkup kegiatan pendidikan yaitu:
1.       Bidang Instruksional dan Kurikulum
       Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada peserta didik. Pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan
8
pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staf pengajaran.
              
2.      Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
      Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah-masalah administrasi dan kepemimpinan yaitu masalah yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efisien. Dalam bidang ini terletak tanggung jawab dan otoritas pendidikan yang pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan seperti perencanaan organisasi, pembiayaan, pembagian tugas staf. Pada umumnya bidang ini merupakan tanggung jawab pimpinan dan para petugas administrasi lainnya

3.      Bidang Pembinaan Pribadi
     Dalam bidang ini mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan agar para peserta didik memperoelh kesejahteraan lahiriah dan batiniah dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan.


TEORI SOSIAL
A.     Pengertian Ilmu Sosial Ilmu Sosial
        pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnyayang ditimbulkan oleh masyarakat Indonesiadengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori ) yang berasal dari berbagaibidang pengetahuan keahlian dalam lapanganilmu-ilmu sosial seperti : sejarah, ekonomi,geografi, sosial, sosiologi, antropologi,psikologi sosial.
      Pengertian Interaksi SosialInteraksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antaraindividu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagaibentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
·         Interaksi antara individu dengan individuAdalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepadaindividu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akanmemberikan reaksi, tanggapan atau respon.
·         Interaksi antara individu dengan kelompokSecara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisadigambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orangbanyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentinganseseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingankelompok.
·         Interaksi antar kelompok dengan kelompokBentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalamkepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan
9
dalamkelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individudalam kelompok lain.

B.     Ciri-ciri Interaksi SosialSistem social
       Dalam masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosialyang relatif baku/tetap, apabila interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalamkurun waktu relatif lama dan diantara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti inidapat dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasiinteraksi sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat,adanya kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yangberlaku dan dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristiksebagai berikut :
·         Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
·          Interaksi sosial selalu menyangkut    komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim(sender) dan penerima (receiver).
·          Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantarapengirim dan penerima.
·         Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut.Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yangmeliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima
      Arah Komunikasi dalam Interaksi SosialMenurut Gibson (1996) desain organisasi harus memungkinkan terjadinyakomunikasi 4 arah yang berbeda:
·         Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi yangmengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi seperti kebijakanpimpinan, instansi/memoresmi.
·         Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang mengalirdari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuankelompok dan prosedur keluhan.
·         Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi yangmengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.
·         Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang bersifatmelintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.

C.     Faktor-faktor
a.       Faktor Internal
·         Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secaranaluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarikdengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usahdipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pulaorang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agartidak mengalami kepunahan.

·         Dorongan untuk memenuhi kebutuhanDorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaanorang lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk salingmelengkapi kebutuhan hidup.
·         Dorongan untuk mempertahankan hidupDorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapiancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain,ataupun dari serangan binatang buas.
·         Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesamaSecara naluriah,

b.      Faktor Eksternal
·         ImitasiImitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseoranguntuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
·         IdentifikasiMerupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang.
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi matakuliah Bapak Dirgantara Wicaksono, M.Pd..